Kedua, insecure. Melihat media sosial saat ini, layaknya panggung yang digunakan untuk membagikan atau menunjukkan pencapaian tertentu. Ketika melihat gaya hidup yang tampak sempurna dari orang lain di medsos, mereka kerap membandingkan kehidupan mereka dengan apa yang mereka lihat di medsos.

“Mungkin merasa iri atau tidak berharga, padahal kenyataannya mereka mungkin hanya merasa diabaikan atau tidak dihargai,” tutur Effy.

“Atau mereka sering melihat kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna yang ditampilkan di media sosial tetapi jarang melihat sisi gelap atau tantangan yang mereka hadapi. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak memadai atau kurang sukses, yang juga dapat meningkatkan tingkat kesepian,” imbuh dia.

Ketiga, interaksi hanya di dunia maya. Interaksi sosial melalui media sosial seringkali bersifat dangkal dan tidak menggantikan interaksi sosial kehidupan nyata.

Seseorang mungkin memiliki banyak teman dan pengikut secara online, tetapi itu tidak selalu menghasilkan hubungan yang kuat atau mendalam. Bahkan mungkin saja mereka tidak pernah bertemu secara tatap muka langsung.

Meskipun terhubung secara virtual, interaksi di media sosial seringkali tidak dapat menggantikan interaksi sosial langsung.

“Kekurangan interaksi tatap muka ini dapat menyebabkan rasa kesepian karena manusia secara alami membutuhkan hubungan sosial yang lebih dalam,” tegasnya.

Keempat, terisolasi. Pengguna media sosial dapat terjebak dalam dunia maya yang mengisolasi mereka dari interaksi sosial yang nyata.

Hal ini terutama terjadi ketika seseorang menghabiskan terlalu banyak waktu di medsos daripada berinteraksi dengan orang lain secara langsung.

Kelima, pelebaran kesenjangan sosial. Beberapa orang mungkin merasa terisolasi atau kesepian karena melihat teman-teman mereka melakukan aktivitas sosial atau pergi ke acara tertentu tapi dirinya tidak diundang. Hal itu membuat mereka merasa di luar kelompok tersebut.

Bisa juga seseorang mungkin merasa kesepian ketika melihat teman-teman mereka terlibat dalam aktivitas atau percakapan online tanpa mereka. Terlebih ketika mereka memperlihatkannya entah melalui siaran langsung, postingan, atau sekedar cerita.

“Dari fenomena ini, pengguna medsos yang didominasi oleh kalangan anak muda, kerap mengalami kesepian yang lebih-lebih ketika mereka semakin intens bermedsos. Sebaliknya, semakin rendah intensitas penggunaan media sosial, semakin sedikit kesepian yang mereka rasakan,” tutupnya. (romadhona s)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini