UM Surabaya

Nah, istilah “bersujud” di sini sejatinya bermakna bersikap rendah hati, seperti merendahkan diri di hadapan orang tertentu.

Dalam masyarakat kuno, orang-orang bersujud kepada raja mereka, meski tidak selalu menganggap raja mereka sebagai Tuhan.

Beberapa raja memang demikian, seperti Fir’aun yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Al-Qur’an merekam pernyataan Fir’aun: “Akulah Tuhanmu yang paling tinggi” (QS 7: 12).

Tetapi raja-raja lain tidak selalu menyatakan diri mereka sebagai Tuhan. Memang salah satu cara untuk menghormati seorang raja adalah dengan bersujud kepadanya secara fisik.

Dalam bahasa Inggris, seseorang memanggil hakim di ruang sidang sebagai Your Honor atau Your Worship, yang bermakna ‘Yang Mulia’ atau ‘Yang Terhormat’. Ini tidak berarti kita menyembah dalam arti kita menyembah Tuhan.

Kita hanya mengakui posisi terhormat yang dipegang seorang hakim dalam masyarakat dan sistem hukum.

Dalam bahasa Arab, istilah ‘bersujud’ bisa memiliki arti merendahkan diri di hadapan. Maka Iblis diperintahkan untuk rendah hati di hadapan Adam, bukan harus bersujud secara fisik.

Bahkan jika itu adalah sujud secara fisik, kita seharusnya tidak berpikir secara fisik karena Iblis tidak berbentuk fisik, melainkan lebih spiritual.

Meskipun demikian, intinya adalah bahwa Iblis diperintahkan untuk rendah hati di hadapan Adam dan di sinilah dia menolak.

Menurut Al-Qur`an, iblis berkata: “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS 7: 12).

Iblis menganggap dirinya lebih unggul karena diciptakan dari api. Dalam terminologi logika, dia melakukan apa yang disebut genetic fallacy (kesalahan berpikir genetis). Iblis berpikir karena diciptakan dari api, dia menjadi lebih unggul.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini