*) Oleh: Rumini Zulfikar,
Penasihat PRM Troketon
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan dari al-‘alaq, Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar dengan qalam. (QS. Al ‘Alaq ayat 1-4)
“Seorang akan memancarkan cahaya untuk menerangi di sekelilingnya maka hanya dengan genggaman ilmu dan Keadaban dan itu semua hanya dengan Iqra.”
Ramadan merupakan bulan yang agung nan suci, karena di bulan inilah salah satu peristiwa yang mana dari situlah ada sebuah peristiwa Allah menurunkan wahyu kepada sang kekasih, Muhammad saw, yang lebih familiar adalah turunnya kitab suci Al-Qur’an pada 17 Ramadan (Nuzulul Qur’an).
Al-Qur’an sebagai petunjuk, pedoman hidup umat manusia, dan surat pertama turun Surat Al ‘Alaq ayat 1-12.
Jika kita menilik asbabun nuzul, Allah menurunkan Al-Qur’an mempunyai sebuah pesan bahwa dengan membaca umat manusia akan dituntun dalam membangun peradaban yang didasari nilai keimanan (tauhid) dan diikuti ilmu.
Dengan ilmu, umat manusia akan selamat di dunia dan akhirat, dan sudah tentu dengan rahmat dan petunjuk Allah yang serba Maha tersebut.
Pada waktu Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, dia masih ummi atau belum bisa membaca. Atas bimbingan malaikat Jibril, Nabi Muhammad pun menjadi sosok pribadi yang agung.
Nabi Muhammad mampu mengguncang dunia dengan membangun sebuah peradaban di kala kondisi umat kala itu masih diliputi jahiliah atau kebodohan.
Maka, sangat relevan sekali bulan Ramadan ini menjadi titik awal atau titik nol untuk kita agar berusaha dengan sekuat tenaga membangun kultur atau tradisi membaca atau iqra secara holistik-masif di kalangan umat terutama warga persyarikatan.
Karena berdasarkan survei, tingkat kecerdasan bangsa kita masih jauh tertinggal, yaitu di urutan 129 dengan prosentase 78,49 persen. Kita masih kalah dengan negara tetangga kita, yaitu Singapura.
Memang tidaklah mudah mengubah kebiasaan masyarakat agar gemar membaca, menyisihkan waktu untuk membaca.
Dan ini harus diawali dari masing-masing individu, kemudian ditularkan dan diterapkan di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara secara kontinu.
Karena dengan membaca, kita bisa tahu mana itu salah dan benar, mana yang harus dilakukan dan dijauhi, yang bermanfaat dan mudarat, yang membawa keselamatan dan menjerumuskan ke lembah kehinaan.