Pancaran Iqra untuk Kesejatian Ilmu
Jika umat membuat budaya dan tradisi iqra yang holistik, maka hal itu akan memancarkan nilai tauhid. Sehingga manusia bisa menyelaraskan nilai-nilai intelektual, spiritual, dan nurani.
Mengutip ungkapan Emha Ainun Najib (Cak Nun), “Menyatunya badan kita dengan kepala kita maka ilmu kesejatian atau jati itulah patokan atau akar yang disebut keseimbangan hidup.”
Dengan demikian, kita akan menjadi insan kamil, pribadi yang memancarkan kebaikan hati, pikiran, dan perilaku. Menampilkan nilai-nilai kebajikan dan menjadi pribadi yang diidam-idamkan.
Untuk menjadi insan yang kamil butuh proses yang panjang dan tidak akan sampai finish dalam kehidupan manusia, karena kesempurnaan itu milik Allah. Minimal kita hanif atau menjadi beriman yang hakiki.
Semoga, di bulan Ramadan kita bisa menggapai menjadi insan yang kamil dan menuju umat yang ulil albab, yaitu umat yang cerdas dalam membaca masa depan dengan didasari nilai-nilai tauhid yang kokoh.
Hal ini sesuai janji Allah dalam surat Al Mujadallah: “Allah akan mengangkat derajad orang-orang yang berilmu.” (*)
*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News