Abdul Mu’ti Apresiasi Eco Bhineka, Gerakan Lintas Iman untuk Penyelamatan Lingkungan
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.
UM Surabaya

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengapresiasi acara buka puasa Eco Bhineka Muhammadiyah yang menghadirkan banyak tokoh lintas organisasi dan keimanan.

Acara buka bersama dengan tema “Bersaudara dalam Damai dan Bahagia” itu digelar pada Rabu (27/3/2024) di Aula Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya, No. 62, Jakarta Pusat.

Memulai sambutannya, Mu’ti menyebutkan beberapa tamu yang hadir seperti perwakilan Dubes Kerajaan Belanda, Amerika, dan Australia untuk Indonesia, perwakilan dari Nahdlatul Ulama, Syiah, aliran penghayatan, dan Hindu.

Mu’ti memandang, agenda buka bersama ini terasa unik sebab dihadiri oleh penggiat dari berbagai macam latar belakang bangsa, organisasi, bahkan sampai kepercayaan dan keimanan.

Indonesia sebagai rumah yang penuh dengan kemajemukan bisa berjalan dengan harmonis. Menurut Mu’ti hampir semua perbedaan ada di Indonesia, dan dari perbedaan itu dapat dikelola dengan baik sehingga tercipta kedamaian.

Membangun hubungan baik lintas iman dan kepercayaan untuk misi penyelamatan lingkungan, imbuh Mu’ti, merupakan terobosan yang baik. Sebab selama ini isu lingkungan hanya dikaitkan dengan kebijakan pemerintah maupun negara-negara internasional.

“Eco Bhineka ini adalah gerakan yang berbasis komunitas yang lebih mengedepankan gerakan-gerakan berbasis budaya, di mana kita mengeksplorasi berbagai local wisdom yang ada di Indonesia ini sebagai sebuah kekayaan dan sebagai sebuah modal besar,” ungkap Mu’ti.

Sementara itu, Dubes Belanda untuk Indonesia, Lambertus Christiaan Grijns menyampaikan terima kasih atas undangan yang diberikan Muhammadiyah kepadanya. Eco Bhineka, menurut Lambertus merupakan gerakan yang penting untuk keberlangsungan hidup manusia dan bumi. Terlebih gerakan penyelamatan lingkungan ini diinisiasi oleh gerakan keagamaan seperti Muhammadiyah dan lainnya.

Apresiasi yang senada juga disampaikan oleh perwakilan dari Dubes Amerika Serikat dan Australia. Mereka semua sepakat, isu lingkungan atau penyelamatan bumi ini merupakan isu bersama akan sulit jika dikerjakan sendiri-sendiri.

Menjelaskan tentang tema besar Eco Bhineka, Direktur Eco Bhineka Muhammadiyah, Hening Parlan menuturkan, makna yang terkandung di dalam Eco Bhineka adalah bekerja bersama lintas keimanan untuk penyelamatan ekologi.

Saat itu, tegas Hening, dunia sudah tidak lagi berbicara tentang masalah perubahan iklim, tapi sudah sampai pada tahap krisis iklim. Bahkan PBB menyebut bumi bukan lagi panas, tetapi sudah membara.

“Artinya bahwa memang kondisi kita sedang tidak baik-baik saja, karena ini tidak hanya bisa satu pihak yang bekerja, tetapi membutuhkan banyak pihak,” ungkapnya.

Gerakan ini secara berkesinambungan juga akan mencegah terjadinya konflik, sebab jika ekologi terjaga maka sumber daya alam juga terjaga. Menurut Hening, jika SDA terjaga akan mengurangi resiko konflik, karena sebagaimana sejarah menceritakan kolonialisme dan konflik lain disebabkan adanya perebutan SDA. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini