Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadan
Di hari-hari terakhir Ramadan, Allah Ta’ala telah menyiapkan malam yang penuh dengan keberkahan bagi orang-orang yang terpilih, yaitu Lailatul Qadar. Malam yang penuh keberkahan dan lebih baik dari seribu bulan.
“Apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.”
(QS. Al Qadar : 2-3)
Di malam tersebut, Allah Ta’ala akan memberikan keberkahan dalam ibadah kaum muslimin berupa balasan yang menyamai ibadah selama 1.000 bulan atau 83 tahun 4 bulan.
Selain itu, Allah Ta’ala juga akan mengampuni dosa orang-orang yang mendirikan salat di malam tersebut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang salat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
Menghidupkan Malam
Di malam-malam terakhir bulan Ramadan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk semakin bersemangat dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana hadis Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata:
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam ibadah saat memasuki 10 Ramadhan terakhir, menghidupkan malam malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari)
Para ulama salaf juga sangat bergembira dalam menyambut malam-malam di hari terakhir Ramadhan dengan beribadah kepada Allah Ta’ala. Sufyan Ats -Tsauri berkata:
“Aku sangat gembira saat memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan bersungguh- sungguh dalam menghidupkan malam dengan ibadah, kemudian membangunkan keluarga untuk shalat jika mereka mampu.” (Lathoiful Ma’arif, 331)
Maksud dalam menghidupkan Lailatul Qadar adalah melakukan ibadah kepada Allah Ta’ala di sebagian malam dengan sholat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan ibadah yang lainnya.
Imam Asy-Syafi’i berkata: Barangsiapa yang mengerjakan salat isya dan salat subuh di malam Lailatul Qadar berarti ia telah dinilai menghidupkan malam tersebut.”
(Lathoiful Ma’arif 329)