Karakter manusia bisa dilihat dari teman dekatnya. Ketika temannya orang ahli ibadah yang dekat dengan Allah, maka seseorang akan terpengaruh dan termotivasi untuk beribadah dengan menjaga lisan dan amal perbuatannya.
Sebaliknya ketika seorang berteman dengan peminum arak atau pejudi, maka akan terdorong dan mudah untuk meminum minuman keras dan bermain judi.
Di dunia ini, kebanyakan pertemanan didasarkan pada keuntungan duniawi, untung rugi material yang bersifat sesaat. Oleh karenanya, dalam menjalin hubungan senantiasa diukur dengan keuntungan materi.
Kalau menguntungkan dengan mendapatkan kekayaan dan fasilitas, maka akan berlanjut. Dan sebaliknya ketika hubungan pertemenan banyak merugikan, maka dijauhi.
Dalam Islam, dua orang yang berteman dan memiliki hubungan dekat akan bersfat abadi dan langgeng. Pola hubungannya tidak didasarkan atas motif duniawi, tetapi untuk mencari keridaan Allah.
Jenis pertemanan yang seperti ini akan abadi dan kekal hingga mendapatkan perlindungan Allah ketika hari kiamat. Hal ini sebagaimana sabda nabi berikut:
ورجلان تحابا في الله اجتمعا عليه وتفرقا عليه
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah.” (Hadis)
Hadis tersebut menerangkan bahwa pertemanan ini bukan sekedar saling berkomunikasi di dunia tetapi akan dipertemukan dengan kenikmatan yang tinggi, berupa perlindungan di saat manusia menderita.