Abu Bakar berkorban jiwa, raga, dan hartanya untuk menemani hijrah membersamai nabi ke Madinah. Pengorbanan lahir batin itu diabadikan Allah sebagaimana firman-Nya:
اِلَّا تَـنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَا نِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَا رِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَا حِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا ۚ فَاَ نْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَـتَهٗ عَلَيْهِ وَاَ يَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰى ۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَا للّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 40)
Pertemanan di jalan Allah ini benar-benar abadi, hingga kaum muslimin senantiasa membaca bagaimana persaudaraan Abu Bakar dan Nabi Muhammad. Pertemanan itu benar-benar menyejarah hingga diabadikan dalam Al-Qur’an.
Abu Bakar menjadi contoh manusia dalam memilih teman yang istimewa. Memilih teman yang Istimewa ini membuat namanya dikenang oleh semua orang yang membaca Al-Qur’an.
Abu Bakar memperoleh petunjuk sehingga berhasil memilih Muhammad bin Abdillah sebagai teman abadi di dunia dan akhirat.
Abu Bakar benar-benar manusia cerdas dan Istimewa yang pernah dimiliki Islam. Karena kelembutan hati dan kecerdasan akalnya ditundukkan untuk membela agama temannya yang sejati. (*)
Surabaya, 30 Maret 2024
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News