Masuk abad kedua usia Muhammadiyah, dengan puluhan ribu Amal Usahanya (AUM) masih mampu bergerak sampai sekarang dan bermanfaat karena dilandasi oleh keikhlasan.
Rasa ikhlas ini menurut Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti telah diajarkan oleh pendiri Muhammadiyah, yaitu KH. Ahmad Dahlan yang berpesan hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di sana.
Keikhlasan dari Kiai Dahlan itu nampak nyata, tatkala puluhan ribu AUM yang ada itu tidak ada atas nama dirinya, melainkan semuanya atas nama Persyarikatan Muhammadiyah.
“Kalau tidak dibangun sistem oleh keikhlasan para founding father, tidak membuat bahwa seluruh aset Muhammadiyah hanya atas nama Persyarikatan Muhammadiyah,” kata Sayuti pada (25/3/2024) di Universitas Muhammadiyah Malang.
Teladan keikhlasan dari Kiai Dahlan ini menjadikan Muhammadiyah berkembang sampai sejauh ini. Tidak hanya di Indonesia, bahkan juga di berbagai negara melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan juga AUM.
Bahkan Muhammadiyah mencatatkan sejarah baru melalui Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), sebab UMAM menjadi perguruan tinggi asal Indonesia pertama yang berdiri di luar negeri.
Tidak hanya itu, Muhammadiyah juga menjadi organisasi pertama yang berhasil mendirikan sekolah di luar negeri selain pemerintah Republik Indonesia. Sekolah Muhammadiyah itu adalah Muhammadiyah Australia College (MAC).
Bahkan di MAC, kurikulum yang digunakan tidak sama dengan di Indonesia, sebab menggunakan kurikulum yang sesuai dengan Pemerintah Australia. Ini menjadi hal yang menarik, sebab sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri masih menggunakan kurikulum belajar asal Indonesia.
Tidak hanya itu, MAC juga sebagai wadah bagi masyarakat dari penjuru dunia. Sayuti menceritakan, siswanya tidak hanya berasal dari Australia saja, tetapi juga ada yang dari Mesir, Afghanistan, dan lain-lain, termasuk gurunya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News