UM Surabaya

Pelajar zaman dulu sebelum generasi Z juga banyak yang menyontek dengan seribu satu cara mengakali guru untuk mendapatkan nilai sempurna. Namun guru atau dosen juga memiliki banyak cara untuk mengetahui ketidakjujuran yang dilakukan oleh anak didiknya.

Bagi mereka (remaja) yang terpenting adalah nilai, mereka belum dalam memahami mengapa nilai kejujuran itu penting.

Diskusi penulis dengan mahasiswa saat sesi tanya jawab di Perkuliahan Patologi Sosial, tampak mereka baru memahami konsep, belum pada makna suatu tujuan mengapa itu penting.

Mereka tahu bahwa jujur itu bentuk cinta tanah air dan bela bangsa, tetapi belum mampu mereka wujudkan jika tanpa kontrol atau paksaan dari dosen.

Pointnya adalah mereka perlu perhatian, tidak hanya sekedar kata-kata. Remaja kini perlu pengulangan agar merasa diperhatikan sebagai bentuk kasih sayang.

Indikator Suatu Bangsa 

Pemuda adalah harapan dan penerus bangsa. Mereka inilah yang nanti akan melanjutkan estafet kepemimpinan Indonesia sehingga dipandang bermartabat oleh bangsa lain.

Saking pentingnya peran pemuda, Alquran menceritakan sosok pemuda ashabul kahfi mempertahankan keimanannya.

Mereka melarikan diri masuk ke gua dan tertidur selama tiga ratus tahun lebih karena dipaksa menyembah berhala oleh penguasa yang dzalim.

Pemuda (remaja) yang tertanam baik iman kepada Tuhan-Nya akan memberikan banyak kebaikan untuk lingkungan, masyarakat dan negara. Mereka melakukan tugas mereka secara sadar dan penuh tanggung jawab.

Ketika amanah itu mereka lakukan sejak usia sekolah, maka saat bilangan umur bertambah, di profesi apa pun remaja akan menjadi pemuda yang mampu memberikan kontribusi positif dan bermanfaat bagi orang lain. (*)

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini