Para Ulama Junjungan Persyarikatan
Nurbani Yusuf. foto: klikmu.co
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf

Rumah di Jalan Silikat yang dihuni Prof Malik Fadjar kerap menjadi jujugan Pak AR Fakhruddin, Ketua PP Muhammadiyah, saat beliau berkunjung ke Malang.

Pak AR, biasa akrab dipanggil, lebih memilih menginap di rumah pimpinan daerah atau cabang dari pada menginap di hotel.

Mitsuo Nakamura, seorang mahaguru dan peneliti senior berkebangsaan Jepang, sempat dibuat kaget saat pertama datang ke Jogja.

Bermaksud bertemu dengan para pimpinan Muhammadiyah. Mitsuo Nakamura dibonceng Pak AR dengan sepeda motor Yamaha butut tahun tujuh puluhan yang mulai terlihat menua.

Dari ulama bersahaja ini, pegawai KUA golongan II tanpa deret gelar lahir puluhan universitas, rumah sakit dan layanan Oemoem lainnya.

Bersyukur kita banyak punya ulama bersahaja yang hadir di saat yang tepat. Banyak uswah khasanah dari para ulama junjungan kami, dengannya kami membagi dan berbenah untuk kebaikan yang banyak.

***

Adalah Kyai Bedjo Dermoleksono penggagas dan pendiri Universitas Muhammadiyah Malang harus berjalan kaki dari Sidomulya Kota Batu ke rumahnya di Oro-oro dowo Malang selepas mengisi pengajian rutin setiap hari Selasa bada Ashar.

Beliau tidak sengaja berjalan kaki apalagi jogging dengan jarak 35 kilometer. Lebih karena para muridnya lupa memberi uang transport.

Dan saat beliau wafat tak meninggalkan harta untuk diwariskan karena semua telah di wakaf-kan untuk Persyarikatan tanpa sisa.

Bahkan Bu Nyai Bedjo harus menumpang di kompleks perumahan Masjid Al Khairat Dinoyo, tempat saya menjadi penjaga dan tukang sapu masjid selama enam tahun lebih.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini