UM Surabaya

***

Saya rehat sejenak dan mengambil bekal sahur yang saya bawa dari rumah yang sudah disiapkan oleh istri tercinta sebagai bekal i’tikaf di Masjid hingga akhir Ramadan.

Saya melanjutkan lagi setelah menghabiskan belasan menit untuk sahur. Saya membaca Al-Qur’an. Saya berniat hanya mengharap rida Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada yang lain.

Saya membaca sesuai dengan kemampuan. Alhamdulillah, bisa sampai 3 juz dengan tartil. Membaca Al-Qur’an hingga menjelang imsak.

Di saat membaca Al-Qur’an, tiba-tiba terlintas wajah kedua orangtuaku. Perasaan kangen kepada ummi wa abiku tak terbendung. Aku lagi-lagi hanya bisa menangis. Saat itu, kedua tangan saya mulai berasa dingin.

Sehabis salat subuh berjamaah, saya dan sahabat yang lain melanjutkan bertadarus, aktivitas rutinitas dan istikamah ba’da subuh membaca Al-Qur’an 1 juz hingga masuk duha.

Sejak tadarus dimulai, kedua tangan saya berasa dingin. Kupikir karena disebabkan AC atau kipas angin yang menyela. Kulirik sekeliling, ternyata ac dan kipas angin mati semua.

Saya melanjutkan membaca Al-Qur’an. Kali ini bukan hanya tangan, telinga dan tubuh saya juga merasa kedinginan. Hingga saya mengakhiri bacaan kemudian dilanjutkan teman yang duduk di sebelah kiri saya sampai akhir juz.

Saking dinginnya, hingga saya tutup kedua telinga saya dengan serban putih yang saya pakai sambil menekukkan lutut ke atas.

Saya mendesir dan gemetaran sambil mendesir, “Dingin ya Allah. Dingin ya Allah… Dingin ya Allah…”

Saat itu pula saya teringat dengan Lailatul Qadar di waktu duha sambil bercucuran air mata.

Spontan saya berucap,” Lailatul Qadar ya Allah…Lailatul Qodar ya Allah..Lailatul Qodar ya Allah…”

Dengan perasaan hati yang berdebar debar, disertai ucapan, “Subhanallaah
Walhamdulillaah Walaailaaha illallaah Wallaahu Akbar….”

Saya terus berdoa, berdoa, dan berdoa. Seraya memberi isyarat kepada teman-teman di depan saya untuk mengangkat tangan, mengamini, hingga selesai.

Saya tidak bisa beranjak dari tempat duduk dan terdiam sejenak. Saya lantas mengajak teman teman untuk salat duha 12 rakaat berjamaah. Lalu saya cerita apa yang saya alami. Alhamdulillah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini