Dan tentu saja, sebelum Kristen, ada Yahudi, Zoroastrianisme, dan banyak agama lain di dunia yang lebih luas.
Di Arab, tempat Al-Quran pertama kali diturunkan, ada penyembahan berhala yang sangat marak di daerah itu.
Orang-orang menyembah berbagai dewa, banyak dewa, dan mereka menganggap dewa-dewa ini sebagai perantara antara mereka dan Tuhan Yang Esa.
Orang-orang Arab memiliki gagasan tentang Tuhan yang tinggi, dan dewa-dewa lainnya adalah perantara dengan Tuhan yang tinggi itu.
Mereka tidak akan memohon langsung kepada Tuhan yang tinggi kecuali mereka berada dalam masalah.
Ini seperti kita yang mengatakan hari ini, “Ya Tuhan,” bahkan orang yang tidak percaya kepada Tuhan terkadang berseru seperti itu.
Jadi, dalam keadaan itu, orang terkadang langsung memohon kepada Tuhan yang Esa, yang kita tahu sebagai Tuhan Yang Esa dalam tradisi Abrahamik. Tetapi mereka mengira bahwa yang lainnya adalah perantara dengan Tuhan yang Esa.
Dengan latar belakang paganisme itulah kita dapat memahami mengapa sebagian besar Al-Qur`an berbicara tentang dan menekankan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Berhala tidak boleh disembah. Tidak ada yang disembah, kecuali Allah, Pencipta langit dan bumi yang tidak terlihat. Yang adalah Tuhannya Abraham, Musa, Isa (Jesus), dan seterusnya.
Ada agama yang lebih dekat dengan Al-Qur`an, yaitu Yahudi. Kitab suci Yahudi sudah ada sebelumnya. Banyak persamaan antara Islam dan Yudaisme.
Memahami kesamaan ini berarti membuka kunci makna Al-Qur`an. Al-Qur`an tidak perlu menjelaskannya secara terperinci. Al-Qur`an hanya berasumsi bahwa orang sudah mengetahui hal ini.