Menurut dia dari sumber kamus, adil berarti meletakkan sesuatu di tempatnya.
“Kita bisa menjalankan amanah di persyarikatan dengan menjalankannya dengan adil memutuskan perkara dengan adil kalau kita meletakkannya sesuai dengan tempatnya,” jelasnya.
Imam juga menerangkan di Persyarikatan Muhammadiyah telah banyak aturan dan norma-norma yang telah ditetapkan dengan sebaik-baiknya. Namun kadang, masih banyak yang belum membaca maupun memahaminya.
Sehingga menggapai diri menjadi pemimpin yang baik dibutuhkan sebuah komitmen yang kuat, mampu bertanggung jawab dan membutuhkan literasi yang cukup.
“Tidak bisa kita mengandalkan pengalaman kita sebelumnya, sebelum menjadi pemimpin. Ketika kita sudah memimpin tantangan akan terus berkembang maka literasi kita juga harus terus ditambah aturan-aturan di persyarikatan harus terus menjadi bacaan wajib bagi pemimpin-pemimpin,” papar Imam.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk pemimpin tapi juga telah Ia sampaikan kepada para kader-kader di Muhammadiyah.
Salah satu syarat utama bisa menjalankan organisasi dengan baik kalau pemimpinnya bukan saja memiliki integritas atau kesiapan mental untuk menjalankan, tapi juga memiliki pengetahuan dan literasi yang cukup dalam menjalankan roda organisasinya.
Dalam ayat berikutnya, ayat 59 surat An-Nisa, Allah juga telah menyampaikan pesan kepada para anggota dalam sebuah organisasi.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).”