Islam Memerintahkan Manusia untuk Berkeluarga Wujud Menjaga Regenerasi Umat
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menjelaskan Islam melarang umatnya untuk menjomblo atau memilih hidup menyendiri  (tidak berpasangan).

Hidup menyendiri tidak berpasangan dalam Islam disebut sebagai tabattul. Islam tentu melarang itu, dan menganjurkan untuk berkeluarga sebab membangun keluarga adalah bagian dari fitrah manusia.

“Bagian dari sifat dan tabiat utama manusia adalah berkeluarga, dan penelitian menunjukkan mereka yang berkeluarga itu hidupnya lebih bahagia daripada yang tidak,” kata Mu’ti pada Rabu (3/4/2024) dalam Majelis Telkomsel Taqwa, di Jakarta.

Selain itu, tujuan Islam memerintahkan manusia untuk berkeluarga adalah untuk menjaga regenerasi umat manusia atau hifzul nasl. Mu’ti menjelaskan, jika manusia di dunia tidak ada regenerasi maka dunia ini akan punah.

Maka berkeluarga merupakan dasar utama untuk membangun bangsa, dan membangun peradaban umat manusia. Ancaman dari pilihan hidup menyendiri ini sedang dihadapi oleh negara-negara maju atau welfare state.

Mu’ti menyebut salah satu contoh negara maju yang mengalami masalah akibat pilihan hidup menyendiri adalah Jepang. Sebagai negara maju, Jepang saat ini menghadapi masalah yang serius tentang demografi.

“Negara ini (Jepang) punya problem serius karena komposisi penduduknya yang tidak seimbang, antara kelompok produktif dengan kelompok senior itu,” katanya.

Beberapa negara maju yang terancam masalah demografi saat ini terus mendorong penduduknya untuk menikah, untuk melanjutkan regenerasi. Tidak imbangnya demografi suatu negara akan menjadikan negara itu tidak hebat.

“Oleh karena itu berkeluarga itu tidak sekadar berkaitan bagaimana manusia itu bahagia, tetapi juga bagaimana ada life sustainability  (keberlangsungan kehidupan umat manusia),” katanya.

Tantangan lain yang dihadapi oleh umat manusia saat ini adalah child free movement. Mereka yang menganut gerakan ini berkenan untuk berkeluarga, akan tetapi mereka enggan untuk memiliki anak.

Ajaran Islam, selain memerintahkan untuk berkeluarga dan beranak pinak atau regenerasi, juga memerintahkan supaya keluarga itu untuk mendidik anak sehingga menjadi generasi yang berkualitas.

Antara kuantitas dan kualitas harus seimbang, sebab jika penduduk suatu negara ini banyak namun tidak berkualitas tidak akan berdampak positif pada negara tersebut, bahkan tinggi jumlah tersebut akan menjadi beban suatu negara. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini