Muhammadiyah dan Relasi Kekuasaan
Nurbani Yusuf
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf

Sebagai ketua ranting, urusan saya bukan dengan pak gubernur, para menteri apalagi Pak Presiden. Ketinggian…

Saya tak kenal Pak Jokowi, Pak Prabowo, Pak Anies atau orang besar dan hebat lainnya meski namanya sering disebut.

***

Di ranting, kami tidak ngurusi pilpres apalagi kecurangan pemilu atau urusan-urusan negara yang besar lainnya, sungguh kami tak paham.

Sebab itu kami di ranting tak ada kemampuan membahas hal-hal besar di luar tugas dan amanah musyawarah ranting setahun lalu yang dibebankan kepada kami untuk lima tahun ke depan.

Kami membangun relasi kekuasaan yang se-kufu: ketua RT, ketua RW (semacam camat atau wali kota), para Kepala Dusun (semacam gubernur) para Kepala Urusan (semacam menteri) hingga Bapak Kepala Desa.

Kebetulan sekretaris ranting juga merangkap sekretaris desa, ada tiga kepala urusan dari tujuh kepala urusan adalah kader Muhammadiyah.

Ada banyak hal yang bisa disinergikan. Yang bilang bahwa Muhammadiyah tak butuh pemerintahan tandanya tak pernah ngurus Muhammadiyah. Hubungan baik dengan pemerintahan desa sungguh sangat banyak manfaat.

Muhammadiyah di ranting sangat membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan pemerintahan desa.

Mulai dari perijinan membangun dua musala, dua masjid, TPQ, rumah tahfidz, keperasi sembako yang kami kelola hingga bantuan jamaah Muhammadiyah yang kurang mampu dan segala urusan lain bersangkut dakwah persyarikatan di desa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini