Kekafiran: Minta Bukti Kebenaran untuk Ingkar
foto: u-report
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Para nabi berdakwah kepada kaumnya ditandai dengan berbagai penolakan. Penolakan itu disebabkan apa yang diajarkan nabi bertentangan dengan tradisi setempat.

Nabi memerintahkan meninggalkan sesembahan sebagai perantara, dan memerintahkan untuk meminta langsung kepada Allah.

Namun mereka menolak dengan alasan bahwa meminta kepada sesembahan merupakan cara terbaik sudah, dan hal itu telah berlangsung lama.

Salah satu bentuk penolakan kepada nabi dengan meminta bukti kebenaran. Uniknya, ketika bukti kebenaran didatangkan, mereka tetap menolak untuk beriman.

Bahkan penolakan itu disertai dengan pengusiran hingga pembunuhan. Allah pun mengakhiri kehidupan mereka dengan azab yang menghinakan.

Minta Bukti 

Umumnya kaum terdahulu menolak kebenaran ajaran nabi dengan meminta bukti. Semangat nabi mengajak kaumnya masuk ke dalam agamanya, hingga memberanikan diri untuk meminta kepada Allah.

Hal ini sebagai bukti bahwa ajarannya benar, serta untuk  meyakinkan dirinya sebagai nabi yang benar. Setelah didatangkan mukjizat, bukannya percaya, tetapi penolakannya semakin besar.

Al-Qur’an menarasikan contoh kaum Nabi Shaleh yang mendakwahi kaum Tsamud yang melakukan penyembahan kepada berhala. Nabi Shaleh pun menyampaikan nasihat agar mereka menyembah kepada Allah, dan meninggalkan berhala.

Kaumnya meminta bukti untuk menegaskan sebagai nabi. Bukti yang mereka minta berupa unta yang keluar dari batu.

Atas permintaan ini, Allah memberikan bukti berupa unta betina yang mengandung, dan keluar dari batu besar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini