Ma’asyiral Muslimin, jamaah salat Idulfitri rahimakumullah.
Kedua, kesadaran bahwa kesulitan itu akan mengantarkan kepada kemudahan. Fenomana kebanyakan manusia biasanya hanya mau menuntut haknya, dan tidak pandai menunaikan kewajiban.
Ternyata puasa mengajarkan kepada kita untuk melakukan kewajiban terlebih dahulu baru menerima hak, puasa dulu baru berbuka.
Begitu manusia mau menunaikan kewajiban, dengan menjalankan ibadah puasa beserta segala syarat dan ketentuannya, maka Allah buka kesempatan kepada manusia untuk berdoa dan meminta apa saja kepada Allah, dan Allah berjanji akan memenuhi permintaan manusia.
Allah SWT berfirman:
وَإذَا سَألَكَ عِبَادِيْ عَني فَإنيْ قَرِيْبٌ، أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْلي وَلْيُؤْمِنُوْا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْن (البقرة:186)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. Hendaklan mereka menenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”. (QS Al-Baqarah:186)
Ma’asyiral Muslimin, jamaah salat Idulfitri rahimakumullah.
Inilah kaidah penting yang harus kita camkan dalam kehidupan, siapa saja yang ingin sukses harus berjuang terlebih dahulu.
Dalam berjuang dan berusaha bisa jadi manusia akan menemui berbagai kesulitan. Orang mukmin tidak boleh hanya berpangu tangan.
Setiap kesulitan dengan izin Allah akan mengantarkan seseorang kepada kesuksesan. Allah SWT berfirman:
فَإِنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْرًا، إِنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْرًا (الانشراح:5-6)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. (QS Al Insyirah:5-6)
Ma’asyiral Muslimin, jamaah salat Idulfitri rahimakumullah.