Manusia sibuk sama harta kedudukan jabatan, harta, anak, istri. diperintahkan ibadah tidak mau? Begitu mainannya direbut? Lihat anak kecil mainannya direbut pasti akan menangis.
Seperti halnya ketika seorang manusia diambil hartanya, jabatannya, suaminya, istrinya dia pasti akan menangis, bahkan mencaci maki Allah. Mengatakan Allah tidak adil, padahal setiap hari manusia memperlakukan tidak adil Allah, manusia tidak mau beribadah kepada Allah. padahal ibadah merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah karena manusia telah diberikan kesempatan untuk hidup didunia, melihat dunia, dan menikmati dunia.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap jiwa pasti merasakan mati.” (QS Ali ‘Imran ayat 185).
Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa orangnya? Kapan waktunya? Di mana tempatnya? Dan bagaimanapun kondisinya?
Ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar darinya. Kematian adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat.
Dunia adalah tempat manusia menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan manusia panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang ditanam saat di dunia.
Oleh sebab itu jangan sampai tertipu dengan kehidupan dunia seperti pesan Allah dalam firmannya:
فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
“Maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kehidupan dunia” (QS. Luqman: 33)
وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
“Dan tidaklah kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” (Q.S. Al-Hadid: 20).