Flu Singapura telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Virus ini juga disebut sebagai Hand, Foot and Mouth Disease (H2N2), atau dikenal sebagai flu pandemi yang terjadi sejak tahun 1957.
Dampak flu Singapura tidak hanya terjadi pada sektor kesehatan, tetapi juga perekonomian, dan kehidupan sosial di banyak negara.
Firman, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengatakan, penyakit ini ditandai dengan gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan kelemahan umum, yang serupa dengan gejala influenza lainnya. WHO (World Healh Organization) menyatakan bahwa jutaan orang terinfeksi virus ini, dan ribuan orang meninggal akibat komplikasi.
“Flu Singapura banyak terjadi pada anak-anak, namun juga dapat terjadi pada kelompok rentan lainnya seperti lansia, dan individu yang memiliki riwayat penyakit komorbid, dan jika kondisi system kekebalan tubuh menurun, maka ketika terpapar penyakit flu singapura, akan dengan mudah menyerang tubuh orang tersebut,” kata Firman, Selasa (9/4/2024)
Dia lalu menjelaskan, musim flu dapat bervariasi di berbagai wilayah geografis dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu udara, kelembaban, dan perilaku manusia seperti berkumpul di dalam ruangan. Perubahan iklim dan kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi tren penularan penyakit.
Menurut data Kemenkes, saat ini setidaknya sudah ada 6.192 kasus flu Singapura di Indonesia. Dan diantaranya ada lima provinsi dengan kasus tertinggi, Jawa Barat menempati urutan tertinggi sebanyak 1.901 orang, kemudian disusul Banten 1.050 orang, DIY Yogyakarta 449 orang, Jawa tengah 415 orang dan Kalimantan Tengah 25 orang.
Dari data tersebut menunjukkan angka penularannya cukup tinggi, dan masyarakat perlu waspada terutama untuk daerah yang belum menunjukkan kasus yang signifikan seperti Jawa Timur.
“Oleh karena itu perlu langkah-langkah pencegahan jelang mudik Lebaran agar penularan flu Singapura dengan dicegah dengan baik,” papar Firman.
Untuk itu, ada beberapa langkah dalam pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko penularan Flu Singapura sebagai berikut:
Pertama, menjaga kebersihan tangan dengan cara cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun selama setidaknya 20 detik, terutama setelah bersin, batuk, atau menyentuh permukaan yang mungkin terkontaminasi. Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakan hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol.
Kedua, gunakan masker wajah agar dapat membantu mengurangi penyebaran virus flu singapura, terutama di tempat-tempat umum yang ramai, atau ketika kita sedang sakit tetaplah di rumah untuk mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain. Hindari kontak dekat dengan orang yang yang sedang sakit, termasuk berjabat tangan.
Ketiga, gunakan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, dan pastikan untuk membuang tisu bekas dengan benar. Hindari menutup mulut dan hidung dengan tangan kosong karena hal ini dapat menyebarkan kuman, bakteri dan virus, yang menempel pada tangan kita.
Terakhir, menjaga sistem kekebalan tubuh, dengan cara konsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga secara teratur dan istirahat yang cukup.
“Sistem kekebalan tubuh menjadi benteng paling penting untuk melawan paparan penyakit sehingga tidak sampai menginfeksi tubuh kita. Menjaga sistem kekebalan tubuh sangat efektif melindungi tubuh kita dari infeksi flu singapura dan penyakit lainnya,” kata Firman. (ded)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News