UM Surabaya

Mari kita mencoba merenung-rasakan; jika kita punya suami dan anak lalu mereka semua tidak mencintai kita, kira-kira apa yang kita rasakan.

Atau sebaliknya jika kita sebagai suami namun tidak mendapatkan cinta dari istri dan anak-anak kita, apa yang bisa kita rasakan. Pasti kita akan merasakan hidup yang susah dan berat.

Walau satu rumah, namun seperti sedang sendiri, bahkan ketika kita menghadapi masalah tidak ada satu pun yang hadir membantu kita.

Ini adalah gambaran betapa beratnya hidup jika kita tidak mendapatkan cinta dari orang-orang di sekitar kita yang seharusnya mencintai kita. Kesimpulannya adalah tanpa cinta hidup tidak akan bahagia dan bermakna.

Kita bisa merasakan beratnya hidup tanpa cinta dari orang-orang sekitar kita, padahal mereka belum tentu bisa memberikan sesuatu yang kita butuhkan. Lalu bagaimana jika cinta dari Allah yang memberikan kemuliaan, jabatan, kesehatan, rezeki, keluarga yang baik, pekerjaan dan kesempatan yang baik dan berbagai macam kebutuhan yang lain namun tidak mencintai kita.

Betapa sesaknya hidup kita dibiarkan oleh Allah SWT belum lagi ketika di akhirat kelak di saat tidak ada satu pun yang bisa menolong kita kecuali Allah SWT sementara Dia tidak mencintai dan datang memberikan rahmatnya kepada kita. Tersiksa bukan?

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Lalu siapa yang dicintai Allah? Apakah kita termasuk yang dicintai-Nya?
Di dalam Al-Qur’an, ada beberapa tipe orang-orang yang dicintai Allah SWT. Di antaranya adalah Muhsinin (Orang-orang yang berbuat baik).

وَاَ نْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ وَاَ حْسِنُوْا اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 195)

Di antara orang yang dicintai Allah SWT adalah Muhsinin, orang-orang yang berbuat baik lebih, tidak standar, dan tidak sekedar berbuat baik. Ini yang akan membedakan antara ihsan dengan Muhsinin. Kalau Ihsan berbuat baik standar, namun kalau Muhsinin berbuat baik yang plus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini