UM Surabaya

Kedua, kemampuan kita memaksimalkan dalam memanfaatan waktu untuk terus memperbanyak amal shalih. Ketiga, kemampuan kita memperbesar semangat peduli pada kepentingan dan rasa hormat pada harkat dan kemanusiaan.

Keempat, kesediaan kita untuk terus membantu dan menggembirakan saudara-saudara kita dari kenyataan akan kekurangan harta berupa pangan khususnya.

Kelima, kemampuan kita dalam upaya terus menerus muhasabah dan mendidik diri agar tidak merasa diri sebagai orang yang telah sempurna, yang mendorong perilaku sombong, dan sebaliknya menjadi orang yang cenderung tawadu, senang dalam kesederhanaan dan menjaga keseimbangan dalam berbagai hal dalam kehidupan bermasyarakat lillaahi ta’ala limardhatillah. 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa ilaaha illa Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahi al-hamd.

Kaum Muslimin yang berbahagia, 

‘Ied al-Fithri perlu kita fahami dalam pemaknaan yang lebih luas. Kembali kepada fithrah, di antara dapat kita fahami dalam 7 (tujuh) makna.

Pertama, fitrah manusia adalah makhluk bertuhan. Kedua, manusia mahluk beragama dan meyakini agama yang dianutnya. Ketiga, fitrah manusia adalah kemuliaan. Keempat fitrah manusia menjadi khalifatan fil ardl (pengganti kehadiran Allah di muka bumi).

Kelima, fitrah manusia mengemban tugas memakmurkan bumi untuk kepentingan semua manusia. Keenam fitrah manusia adalah prokreasi (mengembangkan anak keturunan).

Ketujuh fitrah manusia membawa misi memperjuangkan kebenaran dan kebaikan dan melawan kezaliman dan angkara murka.

Dari tujuh pemaknaan tentang kesucian manusia, khatib memandang perlu untuk kita fokus dalam tiga hal, yakni dalam hal makhluk bertuhan dan beragama, makhluk yang mengemban tugas istikhlaf dan terakhir makhluk yang mengemban tugas kewajiban isti’mar.

Pertama, fitrah bermakna untuk terus menjaga diri sebagai makhluk mulia ciptaan sebagaimana difirmankan Allah wt dalam Sura tar- Ruum: 30;

فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّا سَ عَلَيْهَا ۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَـلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini