*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Setiap hari, ibu selalu menyediakan kami sarapan dan makan malam.
Suatu malam, ibu menghidangkan sayur lodeh dan telur dadar yang gosong di depan meja ayah. Saat itu saya menunggu, apa reaksi ayah saya dari sajian ibu.
Ternyata yang dilakukan ayah adalah menyantap makanan yang disajikan sambil tersenyum pada ibu, dan menanyakan kegiatan saya di sekolah.
Saya tidak ingat apa yang dikatakan ayah malam itu, saya mendengar ibu meminta maaf pada ayah karena telur dadar yang gosong.
Ketika saya beranjak dari meja makan malam itu, saya mendengar ibu meminta maaf pada ayah karena telur dadar yang gosong itu.
Satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan, “Sayang, jangan khawatir, aku suka telur dadar yang gosong”.
Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ucapan selamat tidur pada ayah. Saya bertanya apakah ayah benar-benar menyukai telur dadar gosong?
Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata, ” Nak, ibumu sudah bekerja keras sepanjang hari ini dan dia benar-benar lelah. Jadi dengan memakan telur dadar gosong tidak akan menyakiti siapa pun.”
“Tahukah kamu, nak, yang menyakiti hati seseorang itu adalah kata-kata kasar!”
Lalu ayah melanjutkan, “Kamu tahu, hidup itu penuh dengan hal-hal dan orang-orang yang tidak sempurna. Ayah juga bukan orang yang terbaik dalam segala hal. Dengan demikian yang ayah lakukan adalah menerima kesalahan orang lain dan memilih untuk merayakan perbedaan. Ini adalah kunci terpenting untuk mewujudkan hubungan yang sehat dan harmonis. Hidup ini terlalu pendek untuk diisi dengan penyesalan dan kebencian. Cintai mereka yang memperlakukanmu dengan baik, dan sayangi yang lainnya…”
Ingatlah pada pepatah, Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini.”
Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif. Jalani hidup ini dengan keinsafan nurani. Jangan terlalu perhitungan. Jangan hanya mau menang sendiri. Jangan suka menyakiti sesama.
Belajarlah, tiada hari tanpa kasih sayang. Belajarlah, selalu berlapang dada dan mengalah. Belajarlah, lepaskan beban hidup dengan ceria.
Tak ada yang tak bisa diikhlaskan. Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan. Tak ada dendam yang tak bisa dihapus.
Setiap detik ini adalah berkah-Nya. Tak ada satu pun hal jelek yang dikaruniakan-Nya.
Sudahkah kita bersyukur?
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News