) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullahu ta’ala mengatakan,
“Di antara do’a yang Nabi shallallahu alaihi wasallam panjatkan adalah,
اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu al-Hudaa (petunjuk), at-Tuqoo (ketakwaan) al-‘Afaaf (terjaganya kehormatan), dan al-Ghinaa (rasa cukup).”
Sungguh, Nabi shalallahu alaihi wasallam telah menghimpun seluruh perkara kebaikan dalam do’a ini :
● al-Hudaa adalah ilmu yang bermanfaat.
● at-Tuqoo adalah beramal saleh dan meninggalkan seluruh perkara yang haram.
Dua hal tersebut adalah kebaikan bagi agama seseorang.
Kebaikan agama akan sempurna jika dilengkapi dengan kebaikan dan ketenteraman kalbu yang diraih dengan :
● Al-‘Afaaf (menjaga kehormatan) dari bergantung kepada makhluk
● Al-Ghinaa (merasa cukup dengan pemberian Allah).
Barang siapa merasa cukup dengan pemberian Allah, dia adalah orang kaya secara hakiki, walaupun pemasukannya sedikit..
Tidaklah kekayaan itu dinilai dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah rasa cukup dalam kalbu..
Dengan sifat al-‘Afaaf dan al-Ghinaa seorang hamba akan sempurna kebahagiaan hidupnya, kenikmatan duniawinya, dan merasa cukup dengan pemberian Allah..”
(Bahjah Quluub al-Abror wa Qurrotu ‘Uyuun al-Akhyar fi Syarh Jawami’ al-Akhbar 116)
jangan lupa adab sebelum berdo’a adalah :
● Memuji Allah dengan nama nama-Nya yang Agung (contoh): yaa Hayyu yaa Qoyyuum
● Lalu membaca selawat Allahumma sholli wa sallim ‘alaa Muhammad. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News