UM Surabaya

Keempat, Ramadhan membiasakan diri untuk gemar berinfak dan berzakat. Berinfak bertepatan di bulan Ramadan setiap amalan dilipatgandakan pahalanya yaitu berupa 700 kali lipat dikali sepuluh.

Maka perlu dipersiapkan anggaran untuk infak sebelum Ramadhan dan tidak harus dengan uang, misalnya dalam bentuk makanan untuk berbuka puasa. Rasulullah saw bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dan Rasulullah telah memberikan keteladan bahwa dirinya sebagai sosok manusia yang dermawan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآن

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan ramadan ketika bertemu dengan malaikat jibril, dan jibril menemui beliau di setiap malam bulan ramadan untuk mudarosah (mempelajari) Al-Qur’an” (HR. Al-Bukhari)

Gambaran pribadi yang dermawan di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa:

وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا ۝٦٧

“Dan, orang-orang yang apabila berinfak tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. (Infak mereka) adalah pertengahan antara keduanya (QS. Al-Furqon [25]: 67)

Sementara zakat yang kita keluarkan sebagai usaha untuk menyucikan harta dari hak-hak para delapan asnaf (QS. At-Taubah[9]:60) yang dititipkan oleh Allah lewat rizki yang kita terima sebagaimana disampaikan dalam QS. At-Taubah[9]:103:

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ۝١٠٣

Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dan khusus untuk zakat fitrah sebagai pembuka jalan bagi setiap mukmin yang melaksanakan ibadah dibulan Ramadhan agar diterima oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

“Bulan Ramadan ibadahnya menggantung diantara langit dan bumi dan tidak sampai kepada Allah Swt hingga dikeluarkannya zakat fitrah” (HR. Bukhari)

Baca juga: Rekonsiliasi dan Keterhubungan Manusia Melalui Komunikasi Sejati Saat Idul Fitri

Kelima, bulan Ramadan telah melatih kita membersihkan hati kita dari penyakit sombong, Gibah, gosip, atau membicarakan keburukan orang lain, hasad, namimah dan fitnah, bersumpah palsu.

Kesemuanya penyakit hati tersebut berawal dari sikap ujub dan sombong. Dan hal ini senantiasa dibersihkan agar ibadah puasa kita tidak sia-sia dihadapan Allah Swt. Sebagaimana tertuang di dalam QS. Al-Hujurat [49]:12

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini