2. Al-Qur’an Bergema, Gunung Terguncang
لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰ نَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَ يْتَهٗ خَا شِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ وَتِلْكَ الْاَ مْثَا لُ نَضْرِبُهَا لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 21)
3. Pembaca Al-Qur’an Dirindukan Surga
عَنِ ابن عَباس رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ . (رواه أبوداود والترمذي)
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasûlullâh saw bersabda; “Surga rindu kepada empat orang yaitu pembaca Al-Qur’an, orang yang menjaga lisan, pemberi makan orang yang lapar, dan orang yang puasa di bulan Ramadan.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzy).
4. Kajian Tafsir Ibnu Katsir
Tentang Keutamaan Al-Qur’an
Thaha, ayat 123-126:
{قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى (123) وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) }
“Allah berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari per ingatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” Berkatalah ia, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman, “Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.”
Allah berfirman kepada Adam, Hawa, dan iblis, “Turunlah kalian semua dari surga!” Penjelasan mengenai hal ini telah kami kemukakan dalam tafsir surat Al-Baqarah.
{بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ}
“Sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain.” (Thaha: 123)
Yakni Adam dan keturunannya lawan iblis dan keturunannya. Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
{فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى}
“Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku.” (Thaha: 123)
Abul Aliyah mengatakan yang dimaksud dengan petunjuk ialah melalui para nabi dan para rasul serta keterangan yang disampaikan mereka.
{فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى}
“Lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Thaha: 123)
Ibnu Abbas mengatakan, bahwa dia tidak akan sesat di dunia ini dan tidak akan celaka di akhiratnya nanti.