Al-Qur’an menegaskan bahwa siapa pun yang mengaku beragama tetapi tidak bersungguh-sungguh menegakkan ajaran Taurat, Injil atau Al-Qur’an dicatat sebagai manusia yang tak beragama.
Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
قُلْ يٰۤـاَهْلَ الْـكِتٰبِ لَسْتُمْ عَلٰى شَيْءٍ حَتّٰى تُقِيْمُوا التَّوْرٰٮةَ وَا لْاِ نْجِيْلَ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ وَلَيَزِيْدَنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ مَّاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ طُغْيَا نًا وَّكُفْرًا ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan (Al-Qur’an) yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.” Dan apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu pasti akan membuat banyak di antara mereka lebih durhaka dan lebih ingkar, maka janganlah engkau berputus asa terhadap orang-orang kafir itu.” (QS. Al-Ma’idah : 68)
Al-Qur’an mengabarkan bahwa di antara manusia yang mendengar ajaran agama, justru membuat semakin durhaka dan ingkar.
Oleh karena itu, bagi orang yang beriman didorong untuk tetap istikamah dan tidak berputus asa ketika menghadapi realitas adanya manusia-manusia yang durhaka dan ingkar dalam beragama.
Allah pun menjamin siapa pun yang menjalankan agama ini dengan memberi jaminan hidup di dunia. Jaminan hidup itu datang dari langit maupun dari dalam bumi.
Hal ini merupakan penegasan bahwa manusia yang bersungguh-sungguh menegakkan nilai-nilai agama ini akan tercukupi kebutuhan dunianya. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَا مُوا التَّوْرٰٮةَ وَا لْاِ نْجِيْلَ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَ كَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْ ۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ سَآءَ مَا يَعْمَلُوْنَ
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Ma’idah : 66)
Apa yang dialami oleh Bani Israil bisa djadikan sebagai contoh. Ketika mereka tunduk dan patuh pada ajaran Nabi Musa, Allah mendatangkan rejeki berupa makanan berupa Manna dan Salwa.