Dari kisah di atas setidaknya ada beberapa keutamaan yang diperoleh bagi orang yang membiasakan salat malam. Di antaranya Allah akan menaikkan derajatnya, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw:
“Sungguh, dalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Ramadan, menebar salam, dan bersalat malam di saat manusia terlelap tidur.” (HR Abu Malik al-Asy’ari).
Selain itu orang yang membiasakan salat malam adalah orang-orang yang berbuat ihsan dalam ibadah sehingga layak untuk mendapat rahmat dan surga.
Allah SWT berfirman:
“Di waktu malam, sedikit sekali mereka tidur. Dan pada waktu sahur mereka beristigfar.” (QS Adz Dzariyat: 17-18).
كَانُوۡا قَلِيۡلًا مِّنَ الَّيۡلِ مَا يَهۡجَعُوۡنَ ١٧
“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam.”
وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ١٨
“dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”
وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَٰمًا
“Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam dengan sujud dan berdiri menyembah Tuhan mereka.” (QS. Al Furqan:64)
Makanya, Nabi Muhammad saw sangat mendorong kita melakukan salat malam dengan sabdanya:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulannya Allah, yaitu Muharram. Sedangkan salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News