Hidup mereka diisi dengan makan dan bersenang-senang guna mendapatkan kebahagiaan. Tanpa terasa, hidup yang dihiasi foya-foya dan senang-senang identik dengan kemaksiatan.
Mereka berangan-angan bahwa dengan menikmati hidup di dunia secara maksimal, maka akan mendapatkan kebahagiaan.
Itulah angan-angan kosong sebagaimana yang digambarkan Al-Qur’an berikut :
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوْا وَيَتَمَتَّعُوْا وَيُلْهِهِمُ الْاَ مَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).” (QS. Al-Hijr : 3)
Angan-angan kosong itu menghantarkan pada keinginan hidup selama-lamanya, hingga menolak kehidupan akhirat.
Ketidakpercayaan pada kehidupan akhirat inilah yang melegalkan dirinya untuk menabrak aturan dan norma, termasuk menolak ajaran yang disampaikan oleh nabi dan rasul-Nya. (*)
Surabaya, 16 April 2024
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News