Muslim yang Benar Itu Bila Orang Lain Aman dari Lisan dan Tangannya
foto: pinterest
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Lisan adalah juru bicara bagi diri manusia. Nilai manusia dapat dilihat dari ucapannya. Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia agar bicara yang baik.

“Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia …” (QS. Al-Baqarah : 83)

Begitu pula Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam mengarahkan kita agar bicara yang bermanfaat.

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaknya bicara yang bagus atau diam.” (HR. Muslim)

Karena setiap ucapan itu ada tanggung jawabnya karena semua tercatat.

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf, : 18)

Ketika Muadz bertanya kepada Nabi shalallahu alaohi wasallam apakah ucapan kita dimintai pertanggung jawaban?

“Celaka kamu ini, justru kebanyakan orang yang dijerumuskan mukanya ke dalam api neraka akibat dari ucapannya.” (HR. At-Turmudzi)

“Tanda orang muslim yang benar itu apabila kaum muslimin aman dari lisan dan tangannya.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Orang bijak berkata bahwa ada 6 tanda orang bodoh :

1. Berbicara tidak bermutu.
2. Marah tanpa sebab.
3. Memberi bukan pada tempatnya.
4. Percaya kepada setiap orang.
5. Tidak bisa menyimpan rahasia.
6. Tidak tahu siapa kawan dan siapa lawan.

Lukman al-Hakim, orang bijak, mengatakan, “Diam itu ilmu tapi sedikit orang yang mempraktikkannya.”

Ibnu Hibban al-Basti menyampaikan kepada para intelektual bahwa lisan itu menggambarkan 10 hal :

1. Sebagai ekspresi ucapan.
2. Sebagai ungkapan hati dan perasaan.
3. Menjawab pertanyaan.
4. Memutus perkara.
5. Sebagai stimulus keperluan.
6. Mengungkapkan sesuatu.
7. Menghilangkan permusuhan.
8. Mengungkapkan rasa cinta.
9. Menghibur hati orang.
10. Menghilangkan rasa sedih.
(Raudhatul ‘Uqala wa Jannatul Fudhala hal 43)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini