***
Sejak kecil, orang tua saya mengajarkan kasih sayang. Saya diajarkan memberi salam duluan, membalas kejahatan dengan kebaikan, dan suka memberi betapa pun itu.
Saya diajarkan tidak mendendam, membenci, atau melaknat sebaliknya saya diajak suka memaafkan, mencintai dan berkata lembut.
Dan itu sudah kami buktikan: 43 tahun silam, masjid kakek buyut saya direbut. Ayah dipermalukan diturunkan dari mimbar khatib Jumat. Majelisnya di bubarkan, santrinya semburat tidak keruan.
Hingga kami bikin masjid baru dari tanah sendiri dan harta sendiri. Ayah melarang membalas. Kami tetap tersenyum dan membalasnya dengan suka cita dan salam. Tanpa mendendam.
Para salaf mendahulukan adab jika berikhtilaf. Jangan mencela NU atau golongan lain siapa tahu yang dicela lebih baik ketimbang yang mencela.
***
Al-Qur’an mengajarkan: Jangan membalas keburukan dengan keburukan yang sama meski mampu melakukannya.
Tolaklah keburukan itu dengan kebaikan yang lebih. Jangan kau hina bapak dan ibumu dengan menghina bapak dan ibu orang lain, dengan menghina dan merendahkannya mereka akan membalas menghina dan merendahkan bapak dan ibumu.
Jangan menghina Tuhan selain Allah meski berbeda agama, nanti mereka akan membalas menghina Tuhanmu tanpa pengetahuan. Jangan menghina Injil, Taurat, Zabur, Trigveda zen Avesta, nanti mereka akan membalas menghina Al-Qur’an.
Jangan merendahkan Siva, Yesus, Sidarta, Zoro Asthura nanti mereka akan merendahkan Nabi Muhammad saw.
Jangan merendahkan NU nanti mereka akan membalas merendahkan Muhammadiyah. Jangan melaknat jangan berkata kasar. Pujilah, insya Allah akan kau dapatkan yang lebih baik sebagai teman yang setia.