Hati yang Bersyukur
Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah hati yang mengakui bahwa semua nikmat yang yang ia peroleh berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hati tersebut senantiasa meyakini bahwa sekecil apapun nikmat yang ia rasakan akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hati tersebut kemudian berpikir bagaimana ia menggunakan nikmat-nikmat yang banyak tersebut untuk mensyukuri Allah, untuk menaati Allah.
Ketika ia diberikan oleh Allah kenikmatan, ia senantiasa berpikir, “apa jawaban saya di hadapan Allah dengan nikmat-nikmat yang saya peroleh tersebut?” Sehingga sebelum ia menggunakan kenikmatan tersebut, hati tersebut berpikir, “apakah yang saya gunakan ini dalam kerinduan Allah atau tidak?”
Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang senantiasa qanaah dengan yang Allah berikan kepadanya walaupun sedikit.
Ia tidak pernah merasa serakah dan rakus, ia tahu dan ia sangat yakin bahwasanya sesuatu yang Allah berikan kepadanya itu yang terbaik untuknya.
Sehingga akhirnya hatinya tidak pernah berangan-angan dan berkhayal untuk mendapatkan kehidupan dunia yang lebih banyak lagi.
Pasangan Hidup yang Baik
Satu di antara petunjuk-petunjuk dalam Islam dalam mencari pasangan adalah mencari pasangan yang taat beragama. Orang yang taat agamanya, taat kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya tentu tidak akan berbuat jahat dan melampaui batas.
Dalam kitab Qurrat Al-uyun bi Syarh Nazham Ibnu Yamun karangan Syekh Muhammad At-Tahami Ibnu Madani dijelaskan bahwa berkenaan dengan calon istri (suami), hendaklah ia terhindar dari hal-hal yang dapat membatalkan pernikahannya.
Misalnya calon istri masih bersuami atau sedang dalam masa idah. Seorang calon istri juga harus mengerti kandungan kalimat syahadat yang pernah ia ucapkan dan memiliki ketaatan yang memadai.
Dalam sabdanya, Rasulullah saw menjelaskan bahwa seorang wanita dinikahi disebabkan harta, kecantikan, nasab, dan ketaatannya.