Cerita dari Munchen; Jejak Nazi sampai Muhammadiyah Deutscland e.V
Penulis di dalam gedung kampus Ludwig Maximilian University, Munich, Jerman. foto: dok/pri
UM Surabaya

*) Oleh: Achmad Hidayatullah,
Dosen UM Surabaya dan Ketua PCIM Hongaria

Empat tahun lalu, jadi momen penting bagi saya. Ya, tatkala bermimpi soal Jerman. Tepatnya, karena ada teman yang kuliah di Jerman dan berbagi pengalaman bagaimana studi di sana.

Bahkan hingga terbawa mimpi di siang bolong, bahwa saya sedang diwawancara oleh profesor Jerman untuk studi lanjut. Profesor tersebut cucu wakil bupati Banyuwangi. Begitulah kira-kira mimpi siang bolong tersebut.

Cerita tersebut kemudian saya tulis dalam sebuah media dengan judul “Hampir Kuinjakkan Kaki di Munich.” Anda bisa temukan cerita tersebut di Google.

Namun siapa sangka, mimpi tersebut terwujud meskipun tidak untuk kuliah di negara tersebut. Bahkan beberapa kali saya bisa keluar masuk negara Jerman.

Singkat cerita, setelah melewati seleksi ketat, saya pun terpilih untuk berangkat ke Kampus Ludwig Maximillian University (LMU) di Kota Munchen, Jerman. Saya terpilih dalam program student mobility, mewakili kampus University of Szeged.

Kereta Jerman juga bagus. Sangat bersih. Sama seperti kereta di Hongaria dan Belanda. Bahkan di dalam kereta saya merasa sangat aman. Tidak punya pikiran buruk soal barang-barang bawaan saya, seperti dompet dan tas akan hilang.

Kereta metro dan tram juga menjangkau seluruh destinasi, sehingga banyak masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi publik untuk keperluan aktivitas.

Kampus ini merupakan salah satu kampus tertua di Bavaria-Munich, dibangun oleh Duke Ludwig dan diresmikan pada tahun 1472. Sehingga usia kampus sudah berkisar 552 tahun.

Kampus tersebut menjadi bagian penting Kota Munchen dan Jerman. Selama itu pula kampus ini telah menjadi transformasi agama dan politik.

Lokasi gedung utama tempat saya akan mengikuti kursus di Jalan Profesor Huber Platz. Menariknya, jalur kereta metro atau kereta bawah tanah melalui gedung kampus LMU. Tepat di bawah gedung kampus tersebut, ada tempat pemberhentian kereta metro.

Ketika turun dari kereta bawah tanah, kemudian menuju eskalator, saya sudah sampai di pintu bagian dalam kampus LMU. Tidak perlu keluar gedung, karena pintu kelas ruang kuliah ada di samping kanan eskalator stasiun kereta.

Gedung utama LMU di area tersebut ada dua, yang terpisah oleh jalan utama. Ada di samping kanan dan samping kiri. Keduanya sangat mirip dan seperti simetris.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini