Implementasi Al-Ma’un Pasca Ramadan
Noor Hudawan
UM Surabaya

*) Oleh: Noor Hudawan, S.Pd, M.Pd.I

Tak terasa, Syawal sudah berjalan pada pekan ketiga. Masih tergambar jelas Ramadan, bahkan hati ini rasanya sulit move on dari Sang Sahrun Mubarakun itu.

Kalaupun saat ini berada dalam Syawal, maka selalu kita mengatakan kita ada dalam sebuah Bulan kemenangan atau peningkatan.

Berhitung sebuah kemenangan dalam Islam, akan senantiasa terkait dengan takdir atau sebuah pemberian dari Allah SWT.

Karena kemenangan yang diraih seseorang pasti tidaklah luput dari pihak yang dikalahkan, tidak terkecuali kemenangan atas diri sendiri sekalipun.

Bahkan, dalam surat Al Fath disebutkan, kemenangan yang nyata yang diberikan Allah pada Nabi dan orang yang beriman itu adalah sebuah hadiah penyempurnaan nikmat dari Allah dalam kerangka untuk memaafkan dosa yang telah lalu dan menjaga prilaku buruk di masa mendatang.

إِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحࣰا مُّبِینࣰا (1)
لِّیَغۡفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَیُتِمَّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَیۡكَ وَیَهۡدِیَكَ صِرَ ٰ⁠طࣰا مُّسۡتَقِیمࣰا (2)
(3) وَیَنصُرَكَ ٱللَّهُ نَصۡرًا عَزِیزًا

“Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu kemenangan yang nyata (1)
agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Nabi Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang, menyempurnakan nikmat-Nya atasmu, menunjukimu ke jalan yang lurus,(2) dan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang besar.(3)” (Al Fath 48: 1-3)

Artinya bahwa kemenangan yang diraih oleh seorang hamba senantiasa terkait dengan masalah maghfiroh atau pemutihan dosa. Bahkan iming iming yang diberikan Allah pada kita ketika Ramadan berproses adalah masalah ampunan dan pertolongan.

Dua hadis mengenai shaum dan qiyam barangkali lebih bisa menjelaskan:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [رواه البخاري ومسلم].

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim).

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [رواه البخاري ومسلم وغيره].].

“Dari Abū Hurairah r.a. [diriwayatkan] bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan atas dasar iman dan harapan [pahala dari Allah], maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu [HR al-Bukhārī, Muslim, dan hali-ahli hadis lainnya].”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini