Di Dalam Surat Tersebut Antara Lain Tertulis:
“إِنَّ أَكْبَرَ الْكَبَائِرِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إشْراكٌ باللهِ وقَتْل النفْسِ الْمُؤْمِنَةِ بِغَيْرِ حَقٍّ، والفِرارُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَوْمَ الزَّحْفِ، وعُقوق الْوَالِدَيْنِ، ورَمْي الْمُحْصَنَةِ، وتَعَلُّم السحر، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم”
“Sesungguhnya dosa yang paling besar di sisi Allah pada hari kiamat ialah mempersekutukan Allah, membunuh jiwa yang mukmin tanpa hak, lari dari medan perang sabilillah, menyakiti kedua orang tua, menuduh berzina wanita yang terpelihara kehormatannya, belajar sihir, memakan riba, dan memakan harta anak yatim.”
Hadis lain mengenai masalah ini disebutkan di dalamnya kesaksian palsu.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حدثنا شُعْبَةُ، حَدَّثَنِي عُبَيد اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَبَائِرَ -أَوْ سُئِلَ عَنِ الْكَبَائِرِ-فَقَالَ: “الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وقَتْلُ النفْسِ، وعُقوق الْوَالِدَيْنِ”. وَقَالَ: “أَلَا أُنْبِئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ ” قَالَ: “قَوْلُ الزُّورِ -أَوْ شَهَادَةُ الزُّورِ”. قَالَ شُعْبَةُ: أَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهُ قَالَ” “شَهَادَةُ الزُّورِ”
“Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Abu Bakar yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik menceritakan hadis berikut, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuturkan perihal dosa-dosa besar atau ditanya mengenai dosa-dosa besar.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mempersekutukan Allah, membunuh jiwa, dan menyakiti kedua orang tua.” Dan Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang dosa yang paling besar?” Kami (para sahabat) berkata, “Tentu saja mau.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Mempersekutukan Allah dan ucapan atau kesaksian palsu.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Syu’bah dengan lafaz yang sama. Ibnu Murdawaih meriwayatkannya melalui dua jalur lain yang kedua-duanya garib, dari Anas dengan lafaz yang semisal.
Hadis Lain diketengahkan oleh Syaikhain (Imam Bukhari dan Imam Muslim) melalui hadis Abdur Rahman ibnu Abu Bakar, dari ayahnya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“أَلَا أُنْبِئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ “، قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: “الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ” وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ: “أَلَا وَشَهَادَةُ الزُّورِ، أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ”. فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ
“Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang dosa-dosa besar?” Kami menjawab, “Tentu saja mau, wahai Rasulullah.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Mempersekutukan Allah dan menyakiti kedua orang tua.” Tadinya beliau bersandar, lalu duduk dan bersabda, “Ingatlah, dan kesaksian palsu, ingatlah, dan perkataan dusta.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) terus mengulang-ulang sabdanya, hingga kami berharap seandainya beliau diam.”
Hadis lain Disebutkan di Dalamnya tentang Membunuh Anak
Hadis ini ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui Abdullah ibnu Mas’ud yang menceritakan:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ -وَفِي رِوَايَةٍ: أَكْبَرُ-قَالَ: “أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدا وَهُوَ خَلَقكَ” قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: “أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَطْعَم مَعَكَ”. قُلْتُ: ثُمَّ أي؟ قَالَ: “أَنْ تُزاني حَلِيلَةَ جارِك” ثُمَّ قَرَأَ: {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ [وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا] } إِلَى قَوْلِهِ: {إِلا مَنْ تَابَ}
“Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling berat —menurut riwayat yang lain disebutkan paling besar—?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bila kamu membuat tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakan kamu.” Aku bertanya, “Kemudian apa lagi?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bila kamu membunuh anakmu karena takut ia makan bersamamu.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bila kamu berbuat zina dengan istri tetanggamu.”
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan firman-Nya: Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah. (Al-Furqan: 68) sampai dengan firman-Nya: kecuali orang-orang yang bertobat.” (Al-Furqan: 70)