Bersyukur memang tidak mudah. Oleh karenanya, Allah SWT memberikan ganjaran berlipat ganda untuk orang-orang yang mampu untuk mensyukuri nikmat-Nya. Perintah untuk bersyukur pun kerap disebutkan Allah SWT dalam Alquran.
Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri dalam kitabnya berjudul Minhaj al-Muslim menjelaskan, seorang muslim hendaknya melihat segala sesuatu yang telah diberikan Allah kepadanya dengan tiada terhingga.
Dalil mengenai sumber kenikmatan itu pun kerap disebutkan dengan beragam redaksi.
Misalnya, Allah SWT berfirman dalam Alquran surat An-Nahl ayat 53:
“Wa ma bikum min ni’matin faminallahi.” Yang artinya, “Dan apa saja nikmat yang ada padamu dari Allah-lah datangnya.”
Dalam Alquran surat An-Nahl ayat 18, Allah berfirman: وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Wa in ta’uddu ni’matallahi la tuhshuha.”
Yang artinya, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan sanggup menghitungnya.”
Maka, perintah untuk bersyukur pun diikatkan pula dengan dalil. Seperti di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 152 berbunyi:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Fadzkuruuniy adzkurkum wasykuruuliy wa la takfuruun.”
Yang artinya, “Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.”
Qoorun tidak pernah mengetahui bahwa kartu ATM yang berada di saku kita ternyata mencukupi dari semua kunci-kuncinya yang dibawa oleh orang-orang paling kuat.
Kaisar Kisra Persia tidak pernah mengetahui jika kursi sofa dari busa yang ada di rumah kita ternyata lebih menyenangkan daripada singgasana yang ia banggakan.
Kaisar Habsyah tidak pernah mengetahui jika kipas dari bulu merak yang dikipaskan di atas kepalanya oleh budak-budaknya, ternyata tak lebih sejuk dari AC yang berada di rumah kita.
Kaisar Heraklius tidak pernah mengetahui bahwa kesejukan air minum dari botol porselennya yang membuat orang-orang di sekitarnya merasa iri ternyata tak lebih sejuk dari air es di kulkas yang berada di rumah kita.
Khalifah al Manshur tidak pernah mengetahui jika air panas yang dituangkan oleh budak-budaknya penuh kebanggaan sebagai campuran air mandi ternyata tak lebih panas dari water heater yang terpasang di kamar mandi kita.
Para jamaah haji dahulu kala tidak pernah mengetahui jika onta-onta perkasa dan kuat yang pernah ia tunggangi kala berangkat haji ternyata tak lebih kuat dan cepat dari pesawat terbang yang kita tumpangi.
Sungguh, kita hidup dalam kehidupan yang banyak melebihi kenikmatan yang tidak pernah dirasakan oleh para raja-raja. Namun sayangnya kita tetap merasa kurang atas karunia yang Allah berikan.
Karena itu hendaklah senantia membuka mata agar dapat menyaksikan betapa banyak nikmat yang ada, sehingga tidak semakin sempit perasaan.
Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, pada agama dan dunia kami.
Ampunilah kami jika hingga detik ini kami masih saja kurang bersyukur dan senantiasa terus berbuat dosa. (*/tim)