Menurut Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan tersebut, saat ini antara santri, Islam Jawa dan priyayi sudah sama-sama memiliki ruang ekspresi keislaman yang hampir sama. Hanya entitasnya saja yang dibedakan.
Ketiganya memiliki metode untuk mengubah dirinya menjadi tampak islami agar dapat disebut sebagai orang yang taat dalam beragama.
Namun yang terjadi saat ini adalah kontestasi secara kultural dan sosiologis antara santri, Islam Jawa dan Priyayi. Di mana mereka saling berebut pengaruh untuk memasarkan gagasannya di publik Islam Indonesia.
Bahkan muncul pula kontestasi keislaman yang mengarah pada apa yang Zuly sebut sebagai “rezimintasi” agama di Indonesia.
Rezimintasi agama ialah menggunakan kekuasaan politik untuk memaksakan pandangan keagamaan pribadi atau kelompok kepada pihak-pihak yang secara diametral berbeda pendapat.
“Jangan sampai terjadi rezimintasi faham keagamaan. Indonesia adalah milik kita semua,” pungkasnya. (mut/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News