Silaturahmi sangat perlu dilakukan untuk memelihara ekosistem sosial budaya yang kaya di Indonesia.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir dalam acara Silaturahmi Idulfitri 1445 H Keluarga Besar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahad (28/4/2024).
“Indonesia memiliki keberagaman budaya yang menghasilkan panorama keagamaan yang memukau. Ekosistem sosial budaya Indonesia begitu kaya. Spiritualitas dan nilai-nilai ilahiyah menghiasi masyarakat Indonesia,” ujar Haedar
Haedar menjelaskan, dalam sejarahnya, Indonesia memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme yang kemudian bergeser menjadi keyakinan mayoritas Hindu dan Buddha. Kebudayaan dari kedua agama tersebut begitu kuat dalam akar budaya masyarakat.
Namun, kedatangan Islam membawa angin perubahan besar dalam kedamaian, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Haedar menegaskan bahwa Islam di Indonesia bersifat kultural, termasuk adanya tradisi syawalan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia.
Haedar menyebutkan, Indonesia merupakan anugerah Allah yang patut disyukuri, dan bahwa silaturahmi adalah salah satu wujud dari pemeliharaan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya yang ada.
Di Indonesia, suasana syawalan begitu meriah. Demikian pula dengan ramainya masjid-masjid, di mana suara azan saling bersahutan dan qiraat Quran beragam di berbagai daerah. Semua ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Islam di Indonesia.
Dalam konteks budaya, Haedar menekankan pentingnya untuk merawat semua ini dari pengaruh sekularisme yang dapat mengikis nilai-nilai keagamaan dan budaya yang ada.
Maka, di momen Syawalan ini, Haedar mengajak bersama-sama menjaga dan merawat kultur yang telah menjadi bagian integral dari identitas kita sebagai bangsa.
Haedar juga menyoroti tantangan dari golongan internal Islam yang lahir dari semangat modernisme, yang kadang mempermasalahkan budaya keislaman.
Bagi Muhammadiyah, tegas Haedar, sangat penting merawat budaya keislaman agar tidak tergerus oleh pandangan-pandangan modernisasi dan sekularisasi yang bisa mengancam keberlangsungan nilai-nilai keislaman di masa depan.
“Mari kita dengan silaturahmi ini kembangkan kultur Islam kita, agar hidup, menjadi sesuatu yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kering dan hilang di negeri ini,” ucap Haedar dengan tegas.
Dengan demikian, Haedar memimpin ajakan untuk terus memperkuat kultur Islam, menjaga nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, dan menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh yang dapat menghilangkan kekayaan budaya dan spiritualitas Islam di Indonesia.
Acara Silaturahmi Idulfitri 1445 H dihadiri ribuan warga Muhammadiyah. Mereka berduyun-duyun memenuhi Sportorium UMY.
Selaian Haedar Nashir, hadir pula Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib, Dr. Saad Ibrahim, dr. Agus Taufiqurrahman, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dan Izzul Muslimin.
Terlihat peserta yang berasal dari berbagai daerah di DIY telah hadir bahkan setelah subuh, mulai dari Gunungkidul, Kulon Progo, Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Sebagaimana yang disampaikan oleh Gunawan Budiyanto.
“Saya tadi pagi saat olahraga pagi, habis subuh telah melihat kendaraan rombongan Muhammadiyah berplat Gunungkidul,” kata Rektor UMY Gunawan Budianto dalam sambutannya.
Acara Silaturahmi Idulfitri 1445 H ini juga dimeriahkan dengan bazar cinderamata Muhammadiyah dan berbagai UKM dampingan Muhammadiyah, serta disediakan pemeriksaan kesehatan gratis oleh RS PKU Muhammadiyah. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News