Allah Ta’ala berfirman:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)
Inilah mengapa kita perlu mengevaluasi diri, merenungkan diri sejenak dan menanyakan pada diri kita berapa banyak dosa yang telah kita lakukan. Sehingga dengan hal tersebut kita mampu bersegera untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala, sudahkah kita banyak beramal sehingga kita semangat lagi untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Dan di antara ucapan ucapan mutiara dari para pendahulu kita, baik dari para sahabat maupun ulama terdahulu, tentang motivasi supaya kita memperbanyak evaluasi diri (muhasabah) di antaranya :
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata:
Koreksilah diri kalian, hisablah diri kalian selama kalian masih hidup di dunia ini sebelum nanti kalian akan dihisab dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah.
Timbang-timbanglah (hitunglah) amalan apa saja yang sudah dikerjakan, amalan apa saja yang belum bisa dikerjakan, sehingga ia bisa semangat kembali untuk mengerjakan serta konsisten dari amalan yang telah ia kerjakan.
Dengan seseorang banyak mengevaluasi diri, hal demikian akan membuatnya nanti di hari Kiamat lebih ringan hisabnya. Juga di antara para salaf yang memotivasi kita untuk memperbanyak evaluasi diri.
Malik bin Dinar rahimahullahu juga berkata:
Semoga Allah Ta’ala merahmati seorang hamba yang dia berkata pada dirinya bukankah engkau telah melakukan (maksiat) demikian?
Kemudian dia mencela dirinya, kemudian dia ingat kepada Allah Ta’ala sehingga dia kembali di atas jalan yang lurus.
Sehingga bisa kita simpulkan, salah satu ciri orang yang bertakwa adalah orang yang pandai mengevaluasi diri, pandai melihat kekurangan pada dirinya, sehingga ia bisa kembali ingat kepada Allah Ta’ala.