Menjalin kerja sama dengan Muhammadiyah merupakan suatu keuntungan, terlebih kerja sama di bidang peningkatan mutu dan layanan pendidikan, karena Muhammadiyah punya prototipenya.
Ungkapan apresiatif tersebut disampaikan oleh Ketua Baznas RI, Noor Achmad pada Senin (29/4) dalam agenda Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PP Muhammadiyah dengan Baznas RI.
Kerja sama ini berfokus pada pengembangan dan persiapan sumber daya manusia unggul, dengan fokus program pada pendidikan. Kerja sama yang dilaksanakan mulai Bulan Mei 2024 sampai April 2025 ini bernilai Rp10 miliar.
Tidak hanya untuk Muhammadiyah, Baznas RI juga menganggarkan kepada Nahdlatul Ulama (NU), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan nilai anggaran yang sama Rp10 miliar.
“Angka Rp10 miliar bagi Muhammadiyah itu kecil. Harapan kita Muhammadiyah menjadi bagian penting dari Baznas itu sendiri dalam rangka untuk memberdayakan umat,” katanya.
Dari anggaran tersebut akan digunakan dalam empat fokus gerakan yaitu peningkatan kapasitas pendidikan masyarakat, peningkatan kapasitas kader, peningkatan kapasitas guru, dan revitalisasi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Apalagi tentang empat program tadi, tentang pendidikan, Muhammadiyah tentu jauh lebih pintar. Kalau kita berbicara pendidikan di Muhammadiyah, bagaimana kita mengajari pendidikan di Muhammadiyah, itu sama dengan mengajari ikan untuk berenang,” tutur Noor.
Noor Achmad menjelaskan, keuntungan kerja sama bidang pendidikan di Muhammadiyah ini banyak, sebab tidak perlu menyusun program dari awal, karena bisa cukup mengikuti keinginan Muhammadiyah untuk dunia pendidikan.
Oleh karena itu, model pendidikan yang diberikan oleh Muhammadiyah untuk umat dan bangsa ini bisa ditiru dan diterapkan di berbagai institusi-institusi pendidikan lain pada masa yang akan datang.
“Begitu juga di bidang kesehatan, Muhammadiyah juga jauh lebih maju di bidang kesehatan,” katanya.
Baik di bidang pendidikan, maupun kesehatan, Muhammadiyah sudah konkrit dan memiliki prototipe lengkap. Bahkan, imbuh Noor, dari organisasi yang berdiri pada 1912 ini melahirkan kemajuan untuk umat Islam dan bangsa Indonesia.
Saat ini Baznas juga masih memiliki dana titipan dari Ustaz Adi Hidayat untuk beasiswa Rakyat Palestina yang akan menempuh pendidikan tinggi Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA).
Baznas juga mengapresiasi kader Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang berhasil mengambil peluang beasiswa pendidikan di luar negeri. Mereka tidak hanya belajar di bangku kelas, tapi juga duta Indonesia untuk dunia.
Noor Achmad menaruh harapan besar terhadap Muhammadiyah dalam membangun sumber daya manusia Indonesia, menyongsong Indonesia Emas 2045 melalui peran-peran strategis di bidang pendidikan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News