UM Surabaya

Jawabannya adalah boleh melakukan nonton bersama (nobar) di dalam masjid. Mengingat aktivitas ini merupakan bagian dari muamalah, sepanjang tidak menimbulkan sesuatu yang mendekati perbuatan yang dilarang.

Tentu, siapa pun yang menggunakan fasilitas masjid harus menjaga etika berada di dalam masjid. Misalnya, menutup aurat, tidak bercampur antara laki dan perempuan, bersuara yang sepantasnya (tidak bersorak-sorak seperti di lapangan).

Memang, kita harus menyadari konteks ini. Terlebih posisi kita sebagai seorang dai (pendakwah).

Terkadang banyak masjid yang memasang LCD projector-nya secara paten (tidak portable atau tidak bisa dipindah-pindah).

Sehingga, jamaah dengan niat mendukung dan membela negara melakukan nobar di dalam masjid yang ada fasilitas LCD-nya tersebut.

Memang ini harus menjadi menjadi pelajaran bersama. Pertama, niatkan semua ini dari ibadah. Termasuk menjadi bagian dari syiar dalam wujud turut terlibat dalam bela negara.

Kedua, jadikan kegiatan ini sebagai bentuk dakwah di kalangan kaum muda tentang arti berjuang dan wujud bela negara.

Ketiga, tambah fasilitas masjid seperti LCD projector dan layar, sehingga bisa digunakan untuk kegiatan nobar seperti Piala Dunia U-23 antara Indonesia dan Uzbekistan.

Sehingga, jamaah bisa lebih fleksibel dan leluasa dalam berekspresi, seperti bersorak, tertawa, dan bertepuk tangan karena luapan gembira.

Semoga, dari pertanyaan ini kita terus belajar untuk bisa melihat sesuatu dengan pandangan yang tepat. Karena dakwah butuh inovasi dan strategi agar bisa masuk di kalangan kaum muda dan pecinta sepak bola.

Coba kita bandingkan jika mereka menonton di tempat lain seperti cafe, warkop, hotel, dan lainnya. Mereka bercampur baur (laki dan perempuan), mereka berteriak, mereka merokok, dan lainnya seperti yang bisa kita lihat.

Bukankah di masjid lebih baik daripada tempat lainnya. Jamaah bisa lebih terjaga dan memiliki batasan, sehingga terhindar dari perbuatan yg tidak bermanfaat dan perbuatan yang mendekat kepada maksiat.

Oleh karena itu, sebagai dai, siapa pun harus tetap membina dan membina serta menjadikan sesuatu menciptakan mashlahah (kebaikan).

Beragam dakwah komunitas menjadi sangat penting untuk terus dikembangkan. Dalam hal ini, dakwah kepada kaum muda sebagai komunitas pecinta sepakbola.

Demikian penjelasannya sebagai jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Semoga Allah jadikan setiap ikhtiar dan inovasi dakwah ini menjadi limpahan amal saleh dan rida Allah, Aamiin. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini