UM Surabaya

Lalu disebutkan hingga akhir hadis yang teksnya sama dengan hadis sebelumnya.

Hadis ini diriwayatkan pula oleh Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar, dari Abdullah ibnu Syabib, dari Abu Syaibah, dari Abdullah ibnu Abdul Malik, dari Abu Qatadah Al-Adawi, dari anak saudara Az-Zuhri, dari pamannya (Az-Zuhri), dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda:

“مَا مِنْ عَبْدٍ يُعَمَّرُ فِي الْإِسْلَامِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، إِلَّا صَرَفَ اللَّهُ عَنْهُ أَنْوَاعًا مِنَ الْبَلَاءِ: الْجُنُونُ وَالْجُذَامُ وَالْبَرَصُ، فَإِذَا بَلَغَ خَمْسِينَ سَنَةً لَيَّنَ اللَّهُ لَهُ الْحِسَابَ، فَإِذَا بَلَغَ سِتِّينَ سَنَةً رَزَقَهُ اللَّهُ الْإِنَابَةَ إِلَيْهِ بِمَا يُحِبُّ، فَإِذَا بَلَغَ سَبْعِينَ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، وسمي أَسِيرَ اللَّهِ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، فَإِذَا بَلَغَ الثَّمَانِينَ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنْهُ حَسَنَاتِهِ وَتَجَاوُزَ عَنْ سَيِّئَاتِهِ، فَإِذَا بَلَغَ التِّسْعِينَ غَفَر لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، وسُمي أسير اللَّهِ فِي أَرْضِهِ، وَشُفِّعَ فِي أَهْلِ بَيْتِهِ”

“Tiada seorang hamba pun yang diberi usia panjang dalam Islam selama empat puluh tahun, melainkan Allah memalingkan darinya berbagai macam penyakit, yaitu gila, lepra, dan supak. Apabila ia mencapai usia lima puluh tahun, Allah meringankan hisabnya. Apabila mencapai usia enam puluh tahun, Allah memberinya rezeki bertobat kepada-Nya berkat kesukaan yang ditanamkan Allah dalam dirinya. Apabila mencapai usia tujuh puluh tahun, Allah memberikan ampunan baginya semua dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian; dan ia diberi nama ‘tahanan Allah’, semua penduduk langit menyukainya. Apabila mencapai usia delapan puluh tahun, Allah menerima amal-amal baiknya dan memaafkan amal-amal keburukannya. Dan apabila mencapai usia sembilan puluh tahun, Allah memberikan ampunan baginya atas semua dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian, lalu ia diberi nama sebagai ‘tahanan Allah di bumi-Nya’ dan dapat memberikan syafaat kepada ahli baitnya.”

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{وَتَرَى الأرْضَ هَامِدَةً}

“Dan kalian lihat bumi ini kering.” (Al-Hajj: 5)

Hal ini pun merupakan dalil lain yang menunjukkan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menghidupkan orang-orang yang telah mati,- sebagaimana Dia menghidupkan bumi yang kering tandus, tidak ada tanaman apa pun padanya.

Qatadah mengatakan bahwa hamidah artinya padang pasir lagi tandus (kering).

Sedangkan menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah tanah yang mati.

{فَإِذَا أَنزلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ}

“Kemudian apabila Kami telah turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Hajj: 5)

Apabila Allah menurunkan hujan, maka bumi yang tadinya tandus itu menjadi subur dan menumbuhkan tetumbuhannya dengan subur; lalu keluarlah dari tumbuh-tumbuhan itu berbagai macam buah-buahan dan tanam-tanaman yang beraneka ragam warna, rasa, bau, bentuk, dan manfaatnya. Karena itulah firman selanjutnya disebutkan:

{وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ}

“Dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Hajj: 5)

Yaitu yang indah bentuknya dan harum baunya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ}

“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak.” (Al-Hajj: 6)

Allah Yang menciptakan, yang mengatur, lagi Maha Berbuat terhadap semua yang dikehendaki-Nya.

{وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى}

“Dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati.” (Al-Hajj: 6)

Yakni sebagaimana Dia menghidupkan bumi yang mati sehingga bumi dapat menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan. Seperti yang disebutkan oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dalam ayat yang lain, yaitu:

{إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ}

“Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Fushshilat: 39)

{إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ}

“Sesungguhnya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah ia.” (Yasin: 82)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini