*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Keimanan yang baik akan memperkokoh keyakinan dan mempertinggi derajat seorang hamba di sisi Allah. Dengan keimanan itu mendorong lahirnya berbagai amal kebaikan, dan tidak akan ada pihak mana pun yang menggoyahkannya.
Dengan kata lain, ketika keimanan tertancap di dalam dada, adanya gangguan atas keimanan itu justru membuatnya semakin kokoh. Keimanan tukang sihir Fir’aun bisa dijadikan sebagai contoh.
Ketika mereka mengakui Tuhan Nabi Musa sebagai Pencipta dan Pemelihara alam semesta ini, maka Fir’aun mengancam untuk membunuhnya. Bukannya bergeser, keimanan mereka semakin kokoh dan siap menerima risiko.
Mereka meyakini bahwa amal perbuatan sebagai tukang sihir itu salah, dan keimanannya memperkokoh keyakinan bahwa Allah akan mengampuni segala dosanya dan derajatnya akan mulia di sisi-Nya.
Pentingnya Keimanan
Keimanan yang kokoh bukan hanya melahirkan amal kebaikan, sehingga Allah mempertinggi derajatnya di sisi-Nya.
Dengan keimanan itu, membuatnya bangga ketika bertemu Allah karena dosa-dosanya diampuni dan dibalas dengan kebaikan.
Tukang sihir Fir’aun layak menjadi contoh dimana keimanan meyakini kesalahannya ketika berprofesi sebagai tukang sihir.
Keimanannya mengantarkan jalan bahwa berpegang teguh petunjuk Nabi Musa akan menyelamatkan dan mempertinggi derajatnya.
Keterbukaan dalam menyatakan keimanan di depan Fir’aun itu didorong oleh keyakinan mukjizat Nabi Musa benar-benar dari Allah, bukan buatan Nabi Musa. Mereka yakin bahwa profesi sebagai tukang sihir merupakan pekerjaan penuh dosa.