Jenis-jenis Persaudaraan Islam, Begini Penjelasan Kiai Saad Ibrahim
Kiai Saad Ibrahim
UM Surabaya

Persaudaraan umat tidak hanya dijalin oleh dari yang masih hidup, tapi juga yang sudah meninggal, dan yang akan lahir. Bentuk persaudaraan Islam terhadap yang sudah meninggal yang hidup berkewajiban untuk mendoakan, memintakan maaf, dan lain sebagainya.

“Meskipun kewajiban itu juga berlaku bagi saudara yang masih hidup,” cetus Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Saad Ibrahim dalam Kajian Rutin Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan di Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Sabtu (11/5/2024).

Kata Kiai Saad, begitu dia karib disapa, ukhuwah Islamiyah yang ammah (umum) itu adalah ukhuwah yang meliputi seluruh kaum muslim, di seluruh permukaan bumi ini, dari yang dahulu sampai yang sekarang.

“Termasuk juga baik yang masih hidup, maupun yang sudah wafat, maupun yang akan hidup,” tutur dia.

Persaudaraan Islam, imbuh dia, merupakan ikatan yang dilandasi oleh keimanan yang sama.

Oleh karena itu, secara sederhana persaudaraan Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang umum seperti yang disebutkan di atas, dan secara khusus.

“Persaudaraan Islam secara khusus bisa sesuai batas masa seperti hubungan sahabat Nabi Muhammad, tabi’in, dan kelompok-kelompok selanjutnya,” papar Kiai Saad .

Di lalu mencontohkan persaudaraan Islam khusus itu seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menyambung persaudaraan antara Muhajirin dan Anshar.

Kiai Saad juga menjelaskan, artinya persaudaraan Islam itu dapat dijalin dari segi sektoral dan komunal. Dalam pembagian ini, posisi Muhammadiyah menurutnya berada pada segi persaudaraan Islam sektoral.

Namun demikian, bukan berarti Muhammadiyah tidak bersaudara dengan jemaah dari organisasi Islam lain seperti Nahdlatul Ulama’ (NU). Persaudaraan Islam lintas organisasi ini katanya adalah persaudaraan Islam dari segi komunal.

“Ada persaudaraan yang bersifat komunal. Orang-orang Nahdlatul Ulama itu juga bagian dari Ukhuwah Al Islamiyah yang bersifat komunal itu, dan sekali lagi tetap menjadi saudara kita,” terang Kiai Saad.

Dia juga menekankan pentingnya sikap saling tolong-menolong antarsesama. Muhammadiyah merealisasikan ajaran luhur ini dengan mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di berbagai bidang yang bermanfaat bagi semua. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini