UM Surabaya

“Baitul Maqdis adalah bagian dari akidah umat Islam. Sebagai konsekuensi kita mencintai Allah dan Rasulullah SAW, kita wajib mencintai Baitul Maqdis,” sebutnya.

Ia mempopulerkan kembali penggunaan Baitul Maqdis karena itulah istilah yang digunakan oleh Al-Qur’an dan Rasulullah SAW.

Saat ini, tutur Syeikh Abdul Fattah, Baitul Maqdis dalam keadaan terjajah. Prioritas umat Islam saat ini tidak hanya berhenti pada rasa emosi dan peduli terhadap peristiwa yang saat ini terjadi, karena emosi pasti hanya berlaku sementara.

Energi dan perhatian umat harus mulai diarahkan untuk memperkuat pondasi keilmuan tentang Baitul Maqdis karena itulah yang akan mengantarkan kepada pembebasan Baitul Maqdis yang hakiki.

Ia menjelaskan, saat Rasulullah SAW dakwah di Mekah dan Madinah, Baitul Maqdis juga dalam keadaan terjajah sama seperti yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, langkah-langkah untuk membebaskan Baitul Maqdis saat ini perlu mengambil referensi dari Rasulullah SAW bagaimana beliau mempersiapkan para sahabatnya.

Dari kajian Syeikh Abdul Fattah selama 35 tahun riset tentang topik ini, ia menyimpulkan bahwa persiapan keilmuan dan ma’rifat lah yang menjadi pijakan dasar Rasulullah SAW dan para sahabatnya sebelum upaya-upaya lain dikerjakan. Langkah diplomasi dan militer hanya akan berhasil dengan pondasi keilmuan tentang Baitul Maqdis yang kokoh.

Dalam rangka itulah, Syeikh Abd Al-Fattah mendirikan program studi master dan doktoral tentang Baitul Maqdis di berbagai universitas ternama di berbagai benua.

Dirinya memberikan pernyataan yang sangat kuat. “Indonesia is the most suitable Muslim country to lead this knowledge preparation for the next liberation of Bayt Al-Maqdisi and its Al-Aqsa Mosque.”

Indonesia diberkahi dengan populasi Muslim sangat besar, nilai-nilai keislaman yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, ketinggian gairah dan etos pemuda-pemudi Muslim dalam menuntut ilmu, serta pemerintah yang dapat menjaga kedamaian dan persatuan. Indonesia memiliki syarat untuk menjadi pemimpin dunia dalam mempersiapkan ilmu untuk pembebasan Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa.

Sedangkan untuk agenda Kopdar Nasional, para pengusaha SUMU memutuskan bahwa SUMU akan memprioritaskan tiga sektor ke depan yakni ritel, logistik, dan properti. Dalam tiga sektor tersebut, SUMU berupaya memperbanyak jaringan anggota yang saling melengkapi untuk terbangunnya sebuah ekosistem padu di semua value chain. Harapan jangka panjangnya tiga sektor ini dapat dikuasai oleh para pengusaha SUMU bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini