Disebutkan In’am, ada enam syarat yang dapat menjadikan ilmu seseorang itu barakah yaitu kecerdasan, kesabaran, kesungguhan, biaya, bimbingan guru dan membutuhkan waktu panjang.
Sambungnya, kecerdasan ada dua macam: Muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh, seseorang yang memiliki hafalan yang kuat. Muktasab (kecerdasan yang didapat dengan usaha) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, dan berdiskusi.
“Bisa jadi ketika kita tidak bisa dalam suatu bidang tertentu mungkin kita kurang maksimal mencapainya. Belajar kalau terus-terusan, continue maka akan menjadi bisa. Maka kita perlu mengusahakan yang muktasab ini,” tegasnya.
“Ada sebuah ungkapan, orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar,” ujarnya.
Dari sini sangat jelas, bahwa belajar itu membutuhkan kesabaran dan kesungguhan. Lanjutnya, pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau lolos dalam menjalaninya maka akan dinaikan tingkat dari yang sebelumnya.
In’am juga menghimbau mahasiswa agar memastikan bahwa biaya yang digunakan selama studi berasal dari yang halal. Biaya yang diperlukan sudah seharusnya terbebas dari sesuatu yang haram.
“Dua syarat yang terakhir adalah bimbingan guru dan perlunya waktu.”
Kehadiran guru dalam proses belajar menjadi penting. Sebab, tanpanya kita akan mudah tersesat tanpa petunjuk arah. Proses menuntut ilmu membutuhkan waktu yang panjang. supaya didapatkan kepahaman yang baik serta bagaimana mengamalkannya agar bermanfaat.
“Dalam menuntut ilmu memang butuh waktu, tidak mungkin didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja,” pungkasnya. (anny syukriya)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News