Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa berikut ini:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَولٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مَنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku.” (HR. Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133.)
Takdir sesuatu hal yang telah digariskan oleh Allah SWT. Bahkan kita sebagai manusia tidak akan mengetahui takdir hidup kita seperti apa.
Sebab hanya Allah Yang Maha Mengetahui, segala sesuatu di dunia ini.
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Anam ayat 59:
وَعِنْدَهٗ مَفَا تِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَاۤ اِلَّا هُوَ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ ۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَ رْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَا بِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”(QS. Al-An’am 6: Ayat 59)
Doa dapat mengubah takdir dalam kehidupan seseorang. Hal inilah yang pernah disampaikan oleh Nabi yang Mulia, Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
” إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ، وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ “
“Seseorang itu terhalang dari rezeki akibat dosa yang ia lakukan. Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah umur melainkan perbuatan baik.” (HR. Ahmad dari Tsauban radhiyallahu)
Para ulama telah menjelaskan makna hadis di atas. Bahwa doa seorang hamba adalah bagian dari takdir Allah juga.
Terkadang Allah menakdirkan hal A bagi seorang hamba bila ia tidak berdoa. Namun, selain itu Allah juga menakdirkan hal B bila ia berdoa.
Semisal ada seorang hamba yang ditakdirkan bila ia tidak berdoa, maka anak-anaknya akan nakal.
Namun, di balik itu Allah menakdirkan skenario lain, bahwa bila ia rajin berdoa, maka anak-anaknya akan saleh dan salihah.
Doa itu memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kebaikan muslim di dunia maupun akhirat.
Sangat keliru anggapan sebagian orang yang mengatakan ‘saya tidak perlu berdoa dan meminta kepada Allah.
Cukup bagi saya bergantung dengan takdir Allah saja’. Hal ini keliru, sebab Allah ta’ala sendirilah yang menjadikan doa sebagai salah satu sebab terbesar untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News