Keluarga Sakinah Menurut Alquran – Pada buku Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) bagian ketiga halaman 67 dinyatakan: keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan.
Karenanya, menjadi kewajiban setiap anggota Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah yang dikenal dengan keluarga sakinah.
Keluarga Sakinah Menurut Alquran
Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut untuk benar-benar dapat mewujudkan Keluarga Sakinah yang terkait dengan pembentukan gerakan jamaah dan dakwah jamaah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Keluarga sakinah idaman setiap muslim. Oleh sebab itu, setiap kali kita menyaksikan atau menghadiri upacara pernikahan, ketika akad atau ketika resepsi, baik oleh protokol maupun oleh pengkhotbah dan penceramah, selalu membicarakan keluarga sakinah Sakinah.
Gambaran idealis keluarga sakinah digambarkan oleh Alquran:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ٢١ وَأَمۡدَدۡنَٰهُم بِفَٰكِهَةٖ وَلَحۡمٖ مِّمَّا يَشۡتَهُونَ٢٢ يَتَنَٰزَعُونَ فِيهَا كَأۡسٗا لَّا لَغۡوٞ فِيهَا وَلَا تَأۡثِيمٞ٢٣ ۞وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ غِلۡمَانٞ لَّهُمۡ كَأَنَّهُمۡ لُؤۡلُؤٞ مَّكۡنُونٞ٢٤ وَأَقۡبَلَ بَعۡضُهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ يَتَسَآءَلُونَ٢٥ قَالُوٓاْ إِنَّا كُنَّا قَبۡلُ فِيٓ أَهۡلِنَا مُشۡفِقِينَ٢٦ فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا وَوَقَىٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ٢٧
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.
Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan. Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya.
Mereka berkata: “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)”. Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. (QS. At-Thur/52: 21-27)
Dari ayat-ayat di atas, dapat diambil kesimpulan profil keluarga sakinah, yaitu:
1. Suami istri selalu dalam kesibukan mengurusi rumah tangganya.
2. Suami-istri selalu berdampingan dengan kemesraan, misalnya duduk-duduk bersama dalam sebuah kebun. Suami-istri saling perhatian yang mendalam.
3. Ekonominya baik, sehingga makanannya untuk kehidupan sehari-hari cukup. Berarti harus terencana.
4. Anak-anak patuh dan hormat kepada orang tua, bersedia melayani dengan penuh ketulusan.
5. Menghindari segala macam makanan dan minuman yang dapat merusak kesehatan fisik atapun mental.
6. Komunikasi mereka intens, saling bertanya kabar, dan membicarakan masalah-masalah untuk eksistensi keluarga, dari hal-hal yang dapat merusak.
Untuk menggapai keluarga sakinah yang ideal, maka keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah harus difungsikan sebagai:
1. Tempat menyosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam.
Nabi SAW bersabda:
لَيْسَ اْلإِيْمَانُ بِالتَّمَنِّى وَلاَ بِالتَّحَلِّى وَلَكِنْ هُوَ مَاوَقَرَ فِى الْقَلْبِ وَصَدَّقَهُ الْعَمَلُ
“Bukanlah iman itu cukup dengan angan-angan dan hiasan belaka tapi Iman itu adalah suatu keyakinan yang menghunjam dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.” (HR. Dailami dan Ibnu Najjar).
2. Tempat kaderisasi menjadi pelangsung dan penyempurna gerakan dakwah.
3. Tempat menempa keteladanan.
4. Tempat mewujudkan harmoni dalam perbedaan satu dengan yang lainnya.
5. Tempat menciptakan kepedulian satu dengan lainnya.
6. Tempat membangun harapan dan impian. Setiap Anggota keluarga membiasakan membangun harapan dan impian dengan berdoa kepada Allah yang Maha Pengasih:
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqan/25: 74).
رَبِّ اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta berilah mereka berdua rahmah kasih-Mu sebagaimana mereka telah mengasuhku (dengan penuh kasih sayang) ketika aku masih kecil.” (*)
Baca juga: Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
*) Afifun Nidlom, M.Pd., M.H, Wakil Sekretaris Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur.