*) Oleh: Zainal Arifin,
Anggota KMM PDM Sampang
Dalam kehidupan di dunia ini, kebanyakan orang pernah mengalami penyesalan. Mungkin kita pun pernah mengalaminya. Itulah kondisi yang sangat tidak mengenakkan hati.
Penyesalan di dunia terjadi karena beragam sebab. Salah satunya karena hilangnya peluang atau terlewatnya kesempatan emas. Contohnya investasi tanah.
Beberapa belas tahun yang lalu harga tanah masih murah. Mungkin diantara kita banyak yang ingin membelinya, dan kita pun memiliki uang, tetapi karena berbagai pertimbangan kita tidak membelinya.
Namun tanah saat ini berlipat-lipat harganya dibanding dahulu. Menyesallah kita. Kenapa dahulu tidak membeli dan menabung tanah.
Penyesalan seperti ini sekalipun cukup menyedihkan hati namun masih bisa diobati, yang penting ada dana.
Semahal apa pun harga tanah asal kita punya uang maka masih bisa kita lalu diinvestasikan dan beberapa tahun kedepan harga tanah tersebut akan naik lagi.
Itulah karakteristik penyesalan dalam urusan duniawi. Masih berpelung untuk diperbaiki.
Namun ada satu jenis penyesalan yang tidak berguna karena tidak mungkin untuk diperbaiki, Yaitu penyesalan hamba di hari Kiamat kelak.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Fajr ayat 21-24:
كَلَّآ اِذَا دُكَّتِ الْاَرْضُ دَكًّا دَكًّاۙ٢١
وَّجَآءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّاۚ ٢٢
وَجِايْۤءَ يَوْمَىِٕذٍ ۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰىۗ ٢٣
يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ ٢٤
“Jangan sekali-kali begitu! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),
Tuhanmu datang, begitu pula para malaikat (yang datang) berbaris-baris,
dan pada hari itu (neraka) Jahanam didatangkan, sadarlah manusia pada hari itu juga. Akan tetapi, bagaimana bisa kesadaran itu bermanfaat baginya?
Dia berkata, “Oh, seandainya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!”
Ayat-ayat di atas sedangkan membahas fenomena dahsyat di hari Kiamat yang mengerikan, yaitu saat digoncangkannya bumi tepat kita berpijak secara terus menerus sehingga hancurlah bumi dan isinya, ratalah bumi tanpa ada satupun yang tersisa.