Di tempat yang luas dan rata itulah manusia dan jin akan dikumpulkan. Lalu Allah turunkan malaikat secara berangsur per langit. Malaikat langit pertama turun di shaf pertama, disusul malaikat langit kedua di shaf kedua hingga terbentuk tujuh shaf malaikat.
Saat ini manusia dan jin terkepung oleh barisan malaikat tanpa ada celah sedikit pun untuk melarikan diri.
Ketika itulah Allah dating untuk memberi keputusan mengawali proses hisab dan penimbangan amalan. Saat itu, neraka didatangkan, dan manusia melihat neraka yang menyala nyala.
Saat itulah memuncak kesedihan dan penyesalan yang maha dahsyat, namun semuanya tidak ada gunanya sedikit pun.
Menyesal mengapa tidak salat dengan benar, menyesal mengapa enggan bayar zakat dan sedekah, menyesal mengapa malas membaca Al-Qur’an, menyesal mengapa tidak berbakti kepada orang tua, menyesal mengapa tidak mendidik anak dengan baik, mengapa tidak segera bertaubat dari dosa dan maksiat.
Namun penyesalan-penyesalan itu tidaklah berguna. Sebab, penyesalan itu tidak mengubah nasib dan ketetapan Allah.
Betapa pun banyaknya harta yang dimiliki lalu digunakan untuk menebus diri dari siksa, maka pastilah akan ditolah oleh Allah. Allah menggambarkan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran: 91:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَرْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ وَّمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَࣖ
“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan mati sebagai orang-orang kafir tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak ada penolong bagi mereka.”
Penyesalan yang berguna adalah penyesalan saat napas masih di kandung badan. Penyesalan ketika malakul maut belum datang menjemput. Sesenja apapun usia seseorang dia masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.